Jumat, 17 Mei 2013

KAMAR - KAMAR DI SYURGA

Rasulullah S.A.W bersabda bahwa di
dalam syurga itu terbagi dalam kamar-
kamar. Dindingnya tembus pandang
dengan hiasan di dalamnya yang sangat
menyenangkan. Di dalamnya pula
terdapat pemandangan yang tidak
pernah dilihat di dunia dan terdapat
satu hiburan yang tidak pernah
dirasakan manusia di dunia.
"Untuk siapa kamar-kamar itu wahai
Rasulullah S.A.W?" tanya para sahabat.
"Untuk orang yang mengucapkan dan
menyemarakkan salam, untuk mereka
yang memberikan makan kepada yang
memerlukan, dan untuk mereka yang
membiasakan puasa serta shalat di
waktu malam saat manusia lelap dalam
mimpinya."
"Siapa yang bertemu temannya lalu
memberi salam, dengan begitu ia berarti
telah menyemarakkan salam. Mereka
yang memberi makan kepada ahli dan
keluarganya sampai berkecukupan,
dengan begitu berarti termasuk orang-
orang yang membiasakan selalu
berpuasa. Mereka yang shalat Isya' dan
Subuh secara berjamaah, dengan begitu
berarti termasuk orang yang shalat
malam di saat orang-orang sedang tidur
lelap." Begitu Nabi menjelaskan
sabdanya kepada sahabatnya.
(HR. At-Tirmidzi dan Ahmad).
“Sesungguhnya penghuni tingkatan-
tingkatan tinggi bisa terlihat oleh orang-
orang di tingkatan di bawah mereka
sebagaimana kalian melihat bintang
yang naik di cakrawala langit. Dan
sesungguhnya Abu Bakar dan Umar
termasuk dari mereka dan keduanya
mendapatkan kenikmatan-kenikmatan”.
(HR. At-Tirmidzi, Ahmad, Ibnu Majah,
dan Ibnu Hibban, dari Abi Said).
Hadits ini berbicara tentang tingkatan-
tingkatan di surga. Ini berarti, surga itu
bertingkat-tingkat. Dan memang
disebutkan di dalam sebuah hadits
bahwa surga itu terdiri dari seratus
tingkatan. Tingkatan-tingkatan itu
kadang disebut dengan “kamar-kamar”,
dimana bagian luarnya bisa dilihat dari
dalam dan bagian dalamnya bisa dilihat
dari luar. Yang menakjubkan adalah
jarak satu kamar dengan kamar lainnya
atau satu tingkat dengan tingkat lainnya
seperti jarak bumi dengan langit.
Sesungguhnya di dalam surga ada
seratus tingkatan yang disediakan Allah
bagi orang-orang yang berjihad di jalan
Allah. Jarak antara dua tingkatan seperti
antara langit dan bumi. Maka apabila
kamu memohon kepada Allah, maka
mohonlah (surga) Firdaus kepada-Nya,
karena ia terletak di tengah surga-surga
yang tertinggi. (HR. Bukhari dari Abu
Hurairah r.a.)
-=l00l=-
Suatu hari di tahun 1609, Galileo
mengarahkan teleskopnya pertama kali
ke langit. Ketika melihat bulan, ia dapat
melihat permukaan benda langit itu
yang dipenuhi kawah-kawah. Ketika
melihat planet Jupiter, ia melihat benda
langit berbentuk bulat dan dikelilingi 4
buah bulan. Namun ketika
mengarahkan teleskopnya ke bintang-
gemintang, astronom kelahiran Pisa
(Toscana, Italia) itu tidak dapat melihat
bagaimana bentuknya. Ia hanya bisa
melihat titik-titik cahaya, sama seperti
bila ia lihat dengan mata telanjang.
Hanya bedanya, bintang itu terlihat
lebih terang dan jumlahnya lebih
banyak saat menggunakan teleskop.
Melihat kenyataan itulah, Galileo lalu
menyimpulkan bahwa bintang
merupakan benda langit yang sangat
jauh tanpa bisa menyebutkan berapa
jaraknya.
Baru pada tahun 1837 orang bisa
memperkirakan jarak sebuah bintang.
Adalah Friedrich Bessel yang pertama
kali berhasil menghitungnya dengan
metode Paralaks. Astronom Jerman itu
berhasil mengamati bintang 61 Cygni
(sebuah bintang di rasi Cygnus/angsa)
yang memiliki paralaks 0,29″. Sementara
paralaks bintang yang paling besar
(yang itu artinya paling dekat dengan
matahari dan bumi) adalah bintang
Proxima Centauri yang memiliki paralaks
0.76″ dengan jarak 1,31 parsec atau
sama dengan 4,2 tahun cahaya. Itu
berarti, cahaya yang dipancarkan
Proxima Centauri membutuhkan waktu
4,2 tahun untuk sampai di bumi setelah
menempuh jarak sekitar 40 trilyun km.
Jika 40 trilyun km itu adalah jarak
bintang dengan paralaks paling besar,
yang berarti bintang “paling dekat”
dengan kita..!
Jika jarak bintang Proxima Centauri,
bintang paling dekat dengan bumi kita
ini saja 4,2 tahun cahaya, berapa pula
jarak para penghuni surga di kamar
yang lebih tinggi yang dilihat sebagai
bintang oleh para penghuni di kamar di
bawah mereka?
Anggaplah sama dengan Proxima
Centauri yang dilihat dari bumi. 4,2
tahun cahaya. Tetapi, bukankah 1 hari
di akhirat sama dengan 50.000 tahun
di dunia (QS. 70: 4) atau setidaknya
1.000 tahun di dunia (QS. 32: 5)?
Katakanlah 1000 tahun di dunia saja
(artinya, waktu di akhirat dibanding di
dunia adalah 1:365.000). Maka, jarak
penghuni surga di kamar lebih tinggi itu
4,2 x 365.000 tahun cahaya! Jadi,
1.533.000 tahun cahaya atau
14.563.500 trilyun km!
Sebuah penggambaran seseorang
penghuni surga di tingkat bawah yang
sedang memandang penghuni kamar
surga di atasnya itu seperti orang yang
dilanda rasa “iri” yang luar biasa,
disertai penyesalan tiada tara. “Siapa ya
yang ada di sana? Betapa indahnya jika
aku bisa berada di sana!”
Satu tingkat saja, kawan, tetapi hanya
kerlip sinarnya yang terlihat. Begitu
jauh. Tak tergapai. Dan tentu saja hal
itu berbanding lurus dengan anugerah
yang mereka terima. Bayangkan jika
Anda penghuni kamar terendah di surga
lalu memandang penghuni kamar
tertinggi di tingkatan 100 di surga...!
Subhanallah...
Sumber: dari eramuslim.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar