Minggu, 05 April 2015

Materi Ekonomi XI

Download powerpoint Materi ekonomi kelas XI bab IX. Laporan keuangan Berdasarkan persamaan Akuntansi. Terdiri dari
1. Laporan laba rugi
2. Laporan perubahan modal
3. Neraca
Download disini

Kamis, 03 Juli 2014

Sejarah Alabio



Distrik Alabio (bahasa Banjar: Halabiu) adalah bekas distrik (kawedanan) yang merupakan bagian dari wilayah administratif Onderafdeeling Alabio dan Balangan pada zaman kolonial Hindia Belanda dahulu. Daerah Alabio (Halabiu) pada zaman kerajaan Hindu disebut Gagelang. Distrik Alabio pernah dipimpin oleh Kepala Distrik (districhoofd) yaitu Kiai Ismail (1899)[1].

Dewasa ini wilayah distrik ini termasuk dalam wilayah Kabupaten Hulu Sungai Utara. Suku Banjar yang mendiami wilayah bekas distrik ini disebut Orang Alabio (Urang Halabiu'). Alabio sangat terkenal dengan itik alabio, yang terkenal sampai mancanegara, terutama Malaysia. Orang-orang Alabio sejak dahulu terkenal sebagai para pedagang sukses. Sampai sekarang di wilayah Kalsel terdapat istilah ma-halabiu, sebuah istilah yang mengarah pada salah satu kehebatan orang Alabio dalam merangkai kata.
Kawasan Danau Panggang yang termasuk kawasan Aalabio merupakan bekas pusat Kerajaan Kuripan. (wikipedia)

Selain itu ada pula yang mencoba mengulas asal mula nama Alabio.
Memang lidah orang Indonesia paling antik di seluruh jagad. Banyak kata-kata asing yang dipermak seolah-olah merupakan bahasa asli Indonesia. Kebanyakan hal ini dilakukan oleh orang Jawa. Salah satunya adalah ’Stoping here’ menjadi ’Setop pinggir’, yang makna kedua kata di atas sama. Tetapi disini akan saya ceritakan sedikit salah ucap, salah dengar ataupun memenag lidah yang istimewa dari orang luar Jawa, khususnya orang Banjarmasin (nenek moyangnya)
Pembaca tentu pernah mendengar itik Alabio? Itu lho, itik petelur dari Kalimantan Selatan. Konon, dahulu Gubernur Jenderal Raffles yang suka berpetualang itu datang ke Banjarmasin. Bersantai menyusuri sungai-sungai yang banyak terdapat di sana.
Setelah sampai di hulu, melihat itik yang diusahakan rakyat. Bodynya besar, montok dan lagi bulunya mengkilap hijau-hijauan. Kalau dibanding dengan itik-itik yang pernah dilihat, itik dari hulu sungai itu melebihi segala-galanya. Maka karena sangat tertarik dan kagum, Raffles berteriak ”I love you… I love you…” Rakyat mendengar ucapan itu, dan mengira itik yang mereka pelihara termasuk jenis itik I love you.
Seperti yang disinggung di atas, entah karena salah ucap, salah dengar ataupun lidah rakyat setempat yang tak dapat menyebut persis, maka I love you berubah menjadi ALABIO. Akhirnya dari waktu ke waktu dan sampai sekarang, itik dari hulu sungai itu dinamakan itik ALABIO. (lihat http://husnimuarif.wordpress.com/2009/08/16/asal-nama-%E2%80%9Calabio%E2%80%9D/ )


Alabio merupakan wilayah yang kondisi alamnya amasih relatif terjaga. dengan itik alabio sebagai ikonnya
Ternak khas dari kabupaten hulu sungai utara ini sudah masyur sampai nasional sebagai salah satu itik paling bandel dan mudah dipelihara.
Itik alabio disebut demikian karena di kecamatan alabio lah tempat perdagangan itik ini diselenggarakan secara besar-besaran. Kecamatan yang terletak hanya 10 Km dari Amuntai, ibu kota kabupaten ini.
Itik alabio rupanya telah dijadikan ikon dari kabupaten Hulu sungai Utara, sebuah patung besar itik Alabio ini pun telah di bangun dikota amuntai , siapa yang tidak pernah mendengar kota amuntai?..tentu saja di Indonesia ini masih banyak yang tidak tahu tentang kota amuntai.
Amuntai, demikian kabupaten ini lebih dikenal dari nama ibukotanya, sangat sering masuk televisi di dalam acara jalan-jalan, karena wilayahnya yang unik dan mempunyai banyak hal unik-unik, diantaranya adalah itik alabio, burung balibis, dan kerbau rawa. Daerah amuntai juga terdapat situs sejarah, berupa candi disebut candi agung sebagai peninggalan kerajaan Dipa yang masih bernuansa Hindu-Budha.
Daerah amuntai ini juga terletak tepat di tengah-tengah kalimantan bagian tenggara, jika menuju ke selatan melalu sungai besar maka kita akan menembus sungai barito dan memasuki banjarmasin, begitu pula dengan jalan darat. Untuk menuju wilayah utara kalimantan tengah seperti tamiyang layang, buntok, muara teweh, dan puruk cahu kita dapat menggunakan sungai maupun darat. Begitu pula jika kita ingin menuju ke kalimantan timur, tidak terlalu jauh maka kita akan menemukan tapal batas kalimantan timur dan kita bisa menuju ke daerah Penajam Pasir dan kota balikpapan.
Daerah ini terletak hampir 200 Km arah utara dari kota banjarmasin,daerah ini unik karena terletak ditengah rawa-rawa, sekian lamadaerah ini dianggap dan dilihat sebagai wilayah yang tidak menarik, seolah hanya sebuah rawa-rawa tidak berguna dan tidak mempunyai sesuatu selain rawa-rawa itu sendiri, bahkan hal ini tercermin dari masyarakatnya sendiri yang tidak banyak mengetahui tentang seluk beluk wilayahnya sendiri, bahkan pemerintah daerahnya pun bisa diduga tidak tahu banyak tentang hal-hal unik daerah sendiri. (saya terlihat sok tahu ya) hehehe saya bercanda saja.
Namun oke lah kalau begitu, itu bukan urusan penulis saat ini, tapi penulis akan mengulas sesuatu yang lain hal-hal unik yang bisa kita temui di wilayah amuntai ini, selain itik, balibis, kerbau rawa, atau candi agung tentunya.
1. Kampung-kampung Lama Banjar di Alabio.
“Engkau harus pergi jauh, agar engkau bisa tahu tentang kampung halamanmu sendiri”, mungkin itu peribahasa yang tepat untuk wilayah ini.
Tidak banyak yang tahu bahwa alabio merupakan sebuah wilayah Tua, tertulis dalam catatan tua di kerajaan banjar dahulu, seperti juga daerah Kalua, Nagara, dan margasari.
13507943271193628609
bumibanjar.blogspot.com
Topograpi wilayah alabio adalah bersungai besar dan mempunyai anak-anak sungai yang banyak serta dikelilingi oleh rawa-rawa. Dahulu transportasi di wilayah ini menggunakan perahu, dan sekarang meskipun transportasi darat sudah mulai banyak digunakan tapi perahu-perahu besar dan kecil tetap tidak bisa ditinggalkan dan tetap harus di gunakan.
Selain itiknya, atau burung Balibisnya, Alabio juga terkenal dengan budaya tuturnya yang jenaka yang penuh dengan permainan logika kata yang menarik, maka terkenal lah sebuah anekdot “maalabio”, jika anda berada diwarung-warung minum di Alabio maka bersiaplah anda untuk tertawa terbahak-tabak ketika anda menemui orang yang berbicara jenaka, kejenakan itu biasanya timbul secara tidak sengaja dan tidak dibuat-buat. “maalabio” sudah menjadi ikon orang banjar yang jenaka dimana-mana.
Selanjutnya, orang-orang alabio juga sangat terkenal dengan jiwa dagangnya, orang alabio juga terkenal sebagai china banjar, karena sifat dagangnya yang ulet seunit orang-orang china, kita akan sangat susah menemukan pedagang china di wilayah amuntai, karena mereka selalu kalah bersaing dengan orang-orang alabio ini.
Nah karakter berdagang ini lah yang membuat orang alabio mempunyai tradisi merantau yang kuat, diseluruh kalimantan Selatan, kalimantan Tengah, dan kalimantan Timur kita akan menemukan bos-bos besar pedagang yang mempunyai darah alabio, dipasar-pasar diseluruh kabupaten di tiga provisinsi ini kita juga bisa menemukan orang alabio. Selain itu kita juga dapat menemukan mereka dipasar-pasar di kota-kota besar di surabaya, jakarta, bahkan makasar.
Dari sedari dulu, Alabio juga terkenal dengan sifat relegi keislamannya yang kuat. Di sinilah dulu pusat-pusat pendidikan islam berada, banyak orang dari daerah hulu sungai sebelum pergi mengaji ke mekkah, terlebih dahulu memperdalam ilmu keagamaan di alabio. Didaerah ini juga terdapat mesjid tua, yang menjadi bukti bahwa wilayah ini menjadi salah satu daerah pertama yang di islamkan.
Tidak banyak yang tahu, bahwa tersebarnya Muhammadiyah di kalimantan dimulai oleh orang alabio yang sering pergi berdagang ke surabaya, kemudian dari alabio lah Muhammadiyah tersebar ke seluruh kalimantan dibawa oleh orang-orang alabio.
Hal yang unik juga, di alabio dahulu pertentangan antara kelompok Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama juga sangat keras disini, sampai-sampai disebut sebagai wilayah paling keras pertentangannya di Indonesia. Jika anda seorang Muhammadiya maka bisa-bisa lamaran anda kepada seoran gadis Nahdatul Ulama akan di tolak keluarganya, dan begitu juga sebaliknya. (itu dulu sih, sekarang mungkin tidak lagi), Di alabio juga terdapat sebuah pesantren Milik Muhammadiyah.
Jika anda adalah orang yang menyukai perkampungan-perkampungan budaya dan bernilai sejarah, jika anda adalah orang yang sangat ingin tahu tahu bagaimana perkampungan orang banjar yang asli, maka anda harus datang ke alabio, menurut saya wilayah ini seharusnya di jadikan cagar budaya.
Anda harus naik perahu, dan minta lah berkeliling menyusuri perkampungan-perkampungan alabio di sungai-sungai kecilnya, maka anda pasti terkesima melihat rumah-rumah besar berumur puluhan bahkan ratusan tahun yang masih utuh berdiri di sepanjang pinggiran sungai-sungai kecil di alabio.
Rumah-rumah besar yang tua ini masih berdiri dikarenakan adanya pemeliharaan yang dilakukan para pewarisnya, kebanyakan rumah-rumah besar itu memang dimiliki para perantau alabio, meskipun mereka tinggal di kota-kota dan daerah lain, tetapi mereka mempercayakan pemeliharaan rumah mereka kepada kerabat mereka. Dalam moment-moment tertentu keluarga-keluarga perantau tersebut akan pulang dan bersilaturahmi, seperti pada saat-saat hari Raya idul fitri.
Anda tidak akan menukan perkampungan banjar yang seperti ini lagi diwilayah lain, meski dibanjarmasin atau martapura. Percayalah kepada saya.
2. Perkampungan di tengah rawa-rawa di Paminggir
Sudah diterangkan diawal bahwa wilayah amuntai ini dikelilingi oleh rawa-rawa, wilayah itu jika di musim hujan akan terjadi banjir dan seluruh wilayahpun akan terlihat seperti lautan.
Nah, siapa sangka di tengah-tengah lautan rawa air tawar ini kita bisa menemui perkampungan-perkampungan dengan penduduk yang banyak, bahkan sampai-sampai pemerintah daerah membuatkan rumah sakit disana.
Dikecamatan paminggir lah kita bisa menemukan wilayah unik seperti ini, sudah ribuan tahun daerah ini ditinggali manusia, dan saya sendiri juga tidak bisa membayangkan tinggal ditengah-tengah rawa yang sangat luas ini. Bagaimana dengan anda?
Kita harus menggunakan kapal untuk dapat mencapai wilayah ini, pelabuhan kecil terdapat di kecamatan danau panggang, beberapa kilometer arah selatan alabio, dan kita pun juga harus menggunakan perahu-perahu untuk mencapai desa-desa disana. Unik kan?..
Ada lagi yang lebih menarik, yaitu rumah-rumah lanting yang lantainya terbuat dari bambu, mereka hidup mengembara di tengah-tengah rawa-rawa, menuruti arah angin. Perkampungan lanting ini juga terdapat di wilayah rawa di barabai.
3. Menjangan besar, bekantan, Burung baruh, Buaya Kuning.
Siapa yang pernah melihat rusa sebesar sapi dengan kijangnya yang besar menjulang?..semua pasti pernah melihat di televisi, tapi kalau melihat lansung dengan mata sendiri, mungkin hanya beberapa orang saja.
Tapi kan kijang biasanya ada di hutan, di gunung, amuntai ini tidak punya hutan atau gunung, hanya ada rawa-rawa bukan?..
ehh tunggu dulu, jangan salah ya..meski pun wilayah amuntai ini wilayah rawa-rawa tapi bukan berarti tidak punya hutan, amuntai tentu saja punya hutan, hutan rawa namanya..berada dipedalaman rawa-rawa itu, dan pohon-pohonnya dulu besar-besar dan lebat, besar seperti drum dan lebat hingga matahari tidak tembus ke bawah, dan jika musim banjir pun akan terkena banjir, unik bukan?..jelas lah hutan ini sangat unik.
13507944231278283347
yusranefendiritonga.blogspot.com
Kita bisa menemui hutan ini diperbatasan amuntai dan barabai, sayangnya hutan ini sebentar lagi akan dihapus dari peredaran selamanya karena akan di jadikan perkebunan kelapa sawit.
Bagaimana dengan masyarakat amuntai, mungkin tidak banyak orang yang tahu bahwa di wilayah amuntai ini , dihutan-hutan mereka ada binatang-binatang langka yang unik.
Jika kita memasuki wilayah hutan pinang kara atau pinang habang, di kecamatan Alabio, maka kita akan menemukan hutan tersebut.
Dihutan-hutan tersebut kita bisa menemukan menjangan-menjangan besar sebesar sapi yang liar hidup di hutan-hutan rawa, ada juga bekantan yang berhidung mancung, jika beruntung kita juga akan menemukan burung baruh yang tingginya hampir satu meter, kita juga bisa menemukan buaya kuning di danau caramin ditengah-tengah hutan tersebut dan juga ular-ular besar dan panjang. Babi hutan adalah momok tersendiri diwilayah ini yang populasinya sangat banyak.
Jika wilayah ini di konservasi, maka tentu saja kita akan mendapatkan tempat wisata yang unik, bagi masyarakat amuntai dan barabai sendiri mereka tidak perlu harus ke pulau jawa untuk berwisata melihat binatang-binatang unik di kebun-kebun binatang, bagi pemerintah daerah sendiri sebenarnya bisa menjadi objek pariwisata yang prestesius karena berbentuk konsevasi unik di wilayah hutan rawa.
Wilayah ini telah terkena wilayah perkebunan sawit, para bos sawit tersebut mempunyai uang yang banyak sehingga mereka akan mudah membawa anak-anak mereka melihat rusa atau binatang langka di pulau jawa atau luar negeri, tapi bagaimana dengan anak-anak masyarakat amuntai dan barabai?..pernahkan mereka melihat menjangan?..pernahkan para orang tua mereka membawa mengajak mereka wisata melihat binatang langka?…tentu saja tidak pernah.
Jika wilayah hutan rawa ini tidak diselematkan, maka amuntai akan sangat rugi seumur hidup mereka.
Selain itu di wilayah hutan rawa di haur gading juga pernah dilaporkan adanya urang hutan dam kijang besar, jika benar urang hutan tersebut ada, maka amuntai adalah satu-satunya wilayah di kalimantan selatan yang mempunyai urang utan, selama ini kalimantan selatan memang dianggap tidak pernah mempunyai wilayah alami urang hutan. ( Tulisan dari Alfigenk Ansyarullah)




Sejarah berdirinya NU Cabang Alabio

Peresmian berdirinya NU cabang Alabio  di Galagah diramaikan oleh kehadiran  berbagai unsur berikut : Pemerintah/Politike Intellegent;perwakilan pimpinan partai; pengurus kesenian sinoman/hadrah; dan warga kaum tuha sendiri.Dikarenakan NU Alabio di Galagah merupakan ha rkah (gerakan) yang sesuai dengan daerah gerakannya maka dia bertanggung jawab terhadap gerakan di wilayah  Kewedanaan  Alabio. Untuk mengurusi  gerakan NU tersebut  sudah semestinya  diperlukan kepengurusan yang refresentatif. Maka pada tanggal 4 Nopember 1938 diadakan pemilihan kepengurusan  NU cabang Alabio di Galagah. Lanjutkan membaca

Senin, 23 Desember 2013

Senin, 28 Oktober 2013

Matahari akan Terbit dari Sebelah Barat

Fenomena ini dikenal dengan istilah
“Gerak Integral Elektro Magno-Dinamika”.
Gerak ini pada substansinya menjadi
aktivitas perputaran bumi pada porosnya.
Menurut Bolykov, pada realita di alam ini,
daya matahari merupakan “kekuatan
penggerak” yang bisa melahirkan area
magnet yang bisa mendorong bumi untuk
berputar pada porosnya.
Gerak perputaran bumi ini dalam hal
cepat atau lambatnya seiring dengan daya
insensitas daya matahari.
Atas dasar ini posisi dan arah kutub utara
bergantung. Balykov mengklaim telah
dilakukan berulang penelitian bahwa
kutub magnet bumi mulai tahun 1970
bergerak dengan kecepatan tidak lebih
dari 10 km dalam setahun.
Namun pada tahun-tahun terjadi
kecepatan hingga 40 km dalam setahun.
Bahkan pada tahun 2001 silam, diketahui
kalau kutub magnet bumi bergeser dari
tempatnya hingga mencapai jarak 200 km
dalam sekali gerak.
“Berarti bumi dengan pengaruh daya
magnet tersebut mengakibatkan dua kutub
magnet bergantian tempat dan akan
menuju pada arah yang saling berlawanan.
Bila itu terjadi, matahari akan terbit dari
barat,” jelas Bolykov.
Balykov mengaku, temuan dan penelitian
yang dia lakukan bersumber dari hadis
Nabi Muhammad yang menyatakan suatu
saat akan terjadi fenomena alam matahari
akan terbit dari barat.
Menurut Balykov, dengan penelitian dan
percobaan fisika yang dilakukannya,
sangat besar kemungkinan hadis Nabi itu
akan menjadi kenyataan, mengingat
pergerakan poros bumi sudah mengalami
pergerakan.
Diriwayatkan oleh Abu Huarirah,
bahwasanya Rasulullah saw bersabda,
”Siapa yang bertaubat sebelum matahari
terbit dari Barat, maka Allah akan
menerima Taubatnya.” (dari kitab Islam wa
Qishshah). @ros/kol/via

Sumber : cahaya Iman

Rabu, 25 September 2013

Jumat, 20 September 2013

Ziarah kubur Tradisi Musyrik?


Saat membahas materi Ziarah Wali Songo pada pokok bahasan sejarah Budaya Islam kelas IX, "Tokoh Penyebar Islam di pulau Jawa" bersama siswa. Timbul sebuah tema diskusi menarik. Seorang siswa saya melontarkan pertanyaan apakah ziarah kemakam wali suatu perbuatan syirik?

Kemudian bermacam-macam pendapat dari siswa mengalir sesuai pengetahuan dan persepsi mereka masing masing.

Saat memberikan pandangan ke siswa sy teringat dg peristiwa yg baru2 ini terjadi di Jogjakarta.  Yakni penghancuran Makam cucu Sultan
Hamengku Buwono VI oleh orang- bercadar karena dianggap sumber kesyirikan.

Masyarakat Indonesia pada umumnya
memiliki tradisi ziarah ke makam sebagai
penghormatan dan bukan sebagai kegiatan
musyrik yang berlawanan dengan aqidah
Islam. Tradisi yang telah menjadi budaya
itu harus dihormati dan sekaligus didukung
sebagai rasa cinta kepada leluhur. Ziarah ke
makam merupakan kearifan
lokal yang mampu menguatkan pertautan
batin sesama manusia (‘alaqoh ruh). Lebih
dari itu, mereka yang melakukan ziarah
bisa mengambil pelajaran dari perilaku dan
tauladan yang dilakukan para pendahulu
atau tokoh yang diziarahi. Tradisi itu juga
sebagai bentuk dzikir yaitu mengingatkan
mereka yang masih hidup suatu saat akan
kembali kepada Sang Pencipta".

Masyarakat Banjar juga merupakan pemelihara tradisi ziarah kubur. Kalau tradisi tersebut dianggap syirik maka kalau bgitu pemahamannya gawat. Datang
ke kubur nymbah kubur, datang ke
borobodor, nyembah candi, hormat
bendera= nyembah bendera, menghormati abah mama menyembah manusia.dst.
Jadi upaya penghancuran makam dpt memicu konflik horizontal. Sebab masyarakat. Terutama ahli waris tdk akan terima makam nenek moyangnya dirusak.