Selasa, 19 Juni 2012

ULUMUL QUR'AN : Fungsi al-Quran


Fungsi al-Qur`ân  
(Aspek Petunjuk al-Qur`ân  bagi Manusia dan
 Sikap Manusia dalam Menerima Petunjuk al-Qur`ân )
Oleh
M. ANSHARI
A.     Pendahuluan
            Untuk dapat melakukan suatu aktivitas dengan baik, maka seseorang membutuhkan pemahaman yang baik terhadap petunjuk. Dan untuk memahami dengan baik atau menguasai suatu petunjuk kerja, maka seseorang harus melakukan kontak yang intensif dengan petunjuk kerja yang dimilikinya. Terlebih lagi jika aktivitas atau pekerjaan yang akan ia lakukan adalah sebuah pekerjaan yang sulit dan dalam jangka waktu yang panjang, yang tidak monoton karena di dalamnya terdapat banyak sub-sub pekerjaan dan sub-sub metode yang juga harus dijalani. Dalam hal ini tentu saja membutuhkan kontak yang kontinyu antara si pekerja dengan petunjuk kerjanya, karena setiap saat ia akan mendapatkan sub pekerjaan dan sub metode kerja yang baru.
            Seperti itu jugalah harusnya setiap manusia dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Mereka harus memiliki petunjuk yang sesuai, yang akan menunjukkan kepada manusia tentang cara menjalani kehidupan ini dengan metode yang terbaik. Sehingga di akhir kehidupannya, ia akan mampu untuk memetik hasil yang terbaik dari perjalanan dan perjuangan hidupnya.
            al-Qur`ân  merupakan sumber  utama bagi umat Islam dalam mengatur segala aspek kehidupannya dan petunjuk bagi sikap dan prilaku dalam menjalani kehidupan. Karena di dalam al-Qur`ân  terdapat norma-norma dan isyarat untuk dapat dijadikan sebagai (lentera kehidupan) dalam mengarungi bahtera kehidupan.  
            al-Qur`ân  dan as-Sunnah adalah petunjuk tetap yang tidak dapat di gantikan oleh apapun juga. al-Qur`ân  sebagai kitab suci umat Islam yang bernilai Robbani memiliki kandungan yang sangat menyeluruh dan berlaku sepanjang masa bagi seluruh umat manusia. Yang akan memberikan petunjuk bagi seluruh manusia yang beriman kepada Allah swt dan al-Qur`ân , sehingga tidak akan salah dan tersesat dalam menjalani kehidupan di dunia yang fana ini.
            Tanpa al-Qur`ân  dan tanpa mengikuti petunjuk-petunjuk dari al-Qur`ân  maka kehidupan di dunia tidak akan berjalan dengan penuh kedamaian. Karena al-Qur`ân  adalah sebuah pengumuman kepada seluruh manusia dari Allah swt mengenai rahasia-rahasia kehidupan di dunia dan di akhirat. Barangsiapa mengikuti al-Qur`ân  secara menyeluruh dan kontinyu dengan penuh keikhlasan maka bahagialah kehidupan mereka di dunia dan di akhirat. Namun barangsiapa yang meninggalkan al-Qur`ân  dari jalan hidupya, maka kesesatan dan kebinasaanlah yang akan menyambutnya.
            Melalui makalah ini akan dibahas secara sederhana ayat-ayat ayat-ayat tentang petunjuk, kemudian dibahas ayat yang berhubungan dengan fungsi al-Qur`ân  sebagai petunjuk. Serta diakhiri dengan gambaran bagaimana penerimaan manusia terhadap al-Qur`ân  tersebut.
B. Uraian Terminologis tentang istilah “Petunjuk”.
Padanan istilah petunjuk  dalam bahasa Arab adalah al-huda atau dalam pengertian yang kurang lebih sama juga dipakai istilah hidayah [1]. Walaupun maknanya sepadan dengan hidayah, kata hidayah ini tak satupun termuat dalam al-Qur`ân . Kata al-huda secara bahasa juga sepadan maknanya dengan taufik dan al-bayan (penjelasan).[2] Kata al-huda, dalam al-Qur`ân  terdapat dalam 79 tempat.[3] Namun akan lebih banyak jika ditelusur dalam bentuk diferensialnya,yaitu 69 turunan antara lain;
1. Yang termuat dalam bentuk kata (Ïôgtƒ) yahdi  (51 tempat)[4] misalnya pada Surah 5:16.
Ïôgtƒ ÏmÎ/ ª!$# ÇÆtB yìt7©?$# ¼çmtRºuqôÊÍ . . . .
Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, . . . .[5]
2. Dalam bentuk kata ( ytF÷d$#) ahtada (7 tempat) misalnya pada surah 39:41
. . . . . ( Ç`yJsù 2ytF÷d$# ¾ÏmÅ¡øÿuZÎ=sù ( . . . .  
. . . . siapa yang mendapat petunjuk Maka (petunjuk itu) untuk dirinya sendiri, . . . .[6]

3. Dalam Bentuk kata (ÏöksE ) tahdi (5 tempat) misalnya pada surah 28:56
y7¨RÎ) Ÿw ÏöksE ô`tB |Mö6t7ômr& . . . . .  
Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, . . .[7]
4. Dalam bentuk kata (brßtGöksE (tahtadun  (6 tempat) misalnya pada surah 3:103
. . . . . y7Ï9ºxx. ßûÎiüt6ムª!$# öNä3s9 ¾ÏmÏG»tƒ#uä ÷/ä3ª=yès9 tbrßtGöksE ÇÊÉÌÈ  
. . . .demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.[8]

5. Dalam bentuk kata ( úïÏtFôgßJ9#) muhtadin (8 tempat)misalnya pada surah 28:56
. . . . . 4 uqèdur ãNn=÷ær& šúïÏtFôgßJø9$$Î/ ÇÎÏÈ  
. . . . dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.[9]

6. Dalam bentuk kata ($yg1yèd) hudaha (1 tempat) yakni pada surah 32:13
öqs9ur $oYø¤Ï© $oY÷s?Uy ¨@ä. C§øÿtR $yg1yèd . . . . .

dan kalau Kami menghendaki niscaya Kami akan berikan kepada tiap- tiap jiwa petunjuk. . . . .[10]

7. Dalam bentuk kata ($oYoK÷ƒyyd) hadaytana. (1 tempat) pada surah 3:8
$oY­/u Ÿw ùøÌè? $oYt/qè=è% y÷èt/ øŒÎ) $oYoK÷ƒyyd . . . .    
(mereka berdoa): "Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau jadikan hati Kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada Kami, . . . .[11]

Dalam al-Qur`ân , kata petunjuk tidak hanya merujuk kepada al-Qur`ân . Tetapi juga dinisbatkan kepada berbagai objek. Antara lain :
1. Kepada Taurat. Misalnya pada surah 2:53
øŒÎ)ur $oY÷s?#uä ÓyqãB |=»tGÅ3ø9$# tb$s%öàÿø9$#ur öNä3ª=yès9 tbrßtGöksE ÇÎÌÈ  
 dan (ingatlah), ketika Kami berikan kepada Musa al-kitab dan keterangan yang membedakan antara yang benar dan yang salah, agar kamu mendapat petunjuk.[12]

al-Kitab disana bukanlah al-Qur`ân  karena diturunkan kepada Musa berarti makna al-Kitab tersebut adalah Taurat. Juga pada surah 28:43
ôs)s9ur $oY÷s?#uä ÓyqãB |=»tFÅ6ø9$# .`ÏB Ï÷èt/ !$tB $uZõ3n=÷dr& šcrãà)ø9$# 4n<rW{$# tÍ¬!$|Át/ Ĩ$¨Y=Ï9 Yèdur ZpyJômuur öNßg¯=yè©9 tbr㍩.xtGtƒ ÇÍÌÈ  
dan Sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa al-Kitab sesudah Kami binasakan generasi-generasi yang terdahulu, untuk menjadi pelita bagi manusia dan petunjuk dan rahmat, agar mereka ingat.
2. Kepada Injil, misalnya surah 5:46
. . . . ( çm»oY÷s?#uäur Ÿ@ŠÅgUM}$# ÏmŠÏù Wèd ÖqçRur . . . .  
dan Kami telah memberikan kepadanya kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya. . . .[13]
3. Kepada berhala, misalnya surah 7:193
bÎ)ur öNèdqããôs? n<Î) 3yçlù;$# Ÿw öNà2qãèÎ6­Gtƒ 4 íä!#uqy ö/ä3øn=tæ öNèdqßJè?öqtãyŠr& ÷Pr& óOçFRr& šcqçFÏJ»|¹ 
dan jika kamu (hai orang-orang musyrik) menyerunya (berhala) untuk memberi petunjuk kepadamu, tidaklah berhala-berhala itu dapat memperkenankan seruanmu; sama saja (hasilnya) buat kamu menyeru mereka ataupun kamu terdiam diri.[14]

Memberi petunjuk pada ayat diatas adalah merujuk kepada berhala.

4.  Kepada Fir’aun misalnya pada surah 20:79
¨@|Êr&ur ãböqtãöÏù ¼çmtBöqs% $tBur 3yyd ÇÐÒÈ  
 dan Fir'aun telah menyesatkan kaumnya dan tidak memberi petunjuk.[15]
5. Kepada benda misalnya surah16:16
;M»yJ»n=tæur 4 ÄNôf¨Z9$$Î/ur öNèd tbrßtGöku ÇÊÏÈ  
dan (dia ciptakan) tanda-tanda (penunjuk jalan). dan dengan bintang-bintang Itulah mereka mendapat petunjuk.[16]

Petunjuk tersebut merujuk kepada bintang
6. Kepada hidayah Allah swt. Misalnya surah 6:71
ö@è% (#qããôtRr& `ÏB Âcrߊ «!$# $tB Ÿw $oYãèxÿZtƒ Ÿwur $tRŽÛØtƒ ŠtçRur #n?tã $oYÎ/$s)ôãr& y÷èt/ øŒÎ) $uZ1yyd ª!$# É©9$%x. çmø?uqôgtFó$# ßûüÏÜ»u¤±9$# Îû ÇÚöF{$# tb#uŽöym ÿ¼ã&s! Ò=»ysô¹r& ÿ¼çmtRqããôtƒ n<Î) yßgø9$# $oYÏKø$# 3 ö@è% žcÎ) yèd «!$# uqèd 3yßgø9$# ( $tRóÉDé&ur zNÎ=ó¡ä^Ï9 Éb>tÏ9 šúüÏJn=»yèø9$# ÇÐÊÈ  

Katakanlah: "Apakah kita akan menyeru selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat mendatangkan kemanfaatan kepada kita dan tidak (pula) mendatangkan kemudharatan kepada kita dan (apakah) kita akan kembali ke belakang sesudah Allah memberi petunjuk kepada kita, seperti orang yang telah disesatkan oleh syaitan di pesawangan yang menakutkan; dalam Keadaan bingung, Dia mempunyai kawan-kawan yang memanggilnya kepada jalan yang Lurus (dengan mengatakan): "Marilah ikuti kami". Katakanlah:"Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah (yang sebenarnya) petunjuk; dan kita disuruh agar menyerahkan diri kepada Tuhan semesta alam.[17]

C. al-Qur`ân  Sebagai Petunjuk Bagi Manusia

Dari beberapa fungsi dari al-Qur`ân . Fungsinya yang paling utama adalah sebagai petunjuk.[18] Tentunya tidak dapat disangkal lagi bahwa al-Qur`ân  adalah Huda (penjelasan, petunjuk) dari kesesatan dan kebutaan. Ia adalah petunjuk secara hakikat dan makna, ia adalah petunjuk dari kekufuran dan kemunafikan, dari kezhaliman dan tindakan melampaui batas, dari kebingungan dan ketakutan serta petunjuk dari segala hal yang menyimpang dan dapat menjerumuskan.
Memang al-Qur`ân  adalah petunjuk dan realitas mendukung hal itu. Buktinya, banyak sekali manusia  mencapai jutaan yang mendapatkan petunjuknya dengan penuh sukarela, tanpa unsur paksaan karena merenungi dan mempelajari al-Qur`ân  dengan berbagai keistimewaannya.  

Adapun ayat-ayat al-Qur`ân  yang menyatakan bahwa fungsi al-Qur`ân  adalah petunjuk penulis temukan sekitar 32 tempat. Ayat-ayat tersebut yaitu ;


Surah
Ayat
Surah
Ayat
2
2
53
185
185
23
49



3
4
138


27
2
77


5
16



31
3



6

157

39
23
41


7
52
203


41
44



9
33



45
11
20


10
57



46
11



12
111



48
28



16
89
64
102

72
2
13


17
9



93
7



22
16








  1. Pada Surah 2:2
y7Ï9ºsŒ Ü=»tGÅ6ø9$# Ÿw |=÷ƒu ¡ ÏmÏù ¡ Wèd z`ŠÉ)­FßJù=Ïj9 ÇËÈ  
Kitab ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.[19]
Kata kitab tentu saja merujuk pada al-Qur`ân . Bukan Taurat ataupun Injil, Artinya yang dapat memberi petunjuk  seperti maksud ayat diatas adalah al-Qur`ân .

قَالَ اِبْن جُرَيْج قَالَ اِبْن عَبَّاس ذَلِكَ الْكِتَاب أَيْ هَذَا الْكِتَاب وَكَذَا قَالَ مُجَاهِد وَعِكْرِمَة وَسَعِيد بْن جُبَيْر وَالسُّدِّيّ وَمُقَاتِل بْن حَيَّان وَزَيْد بْن أَسْلَمَ وَابْن جُرَيْج أَنَّ ذَلِكَ بِمَعْنَى هَذَا
Ibnu Juraij menceritakan bahwa Ibnu Abbas mengatakan “ذَلِكَ الْكِتَابُ” berarti “Kitab ini. Hal yang sama jug adikatakan oleh Mujahid, Ikrimah, Sa’id bin Jubair, as-Suddi, Muqatil bin hayyan, Zaid bin Aslam, Ibnu Juraij, bahwa   { ذَلِكَ } itu berarti {هَذَا} (ini)”
Bangsa Arab berbeda pendapat mengenai kedua ismul insyarah (kata petunjuk) tersebut. Mereka sering memakai keduanya secara tumpang tindih. Dalam percakapan hal seperti itu sudah menjadi suatu yang dimaklumi. Dan hal itu juga telah di ceritakan oleh Imam Bukhari dari Mu’amamar bin Mutsanna, dari Abu ‘Ubaidah.
{ الْكِتَابُ} yang dimaksud dalam ayat diatas  adalah al-Qur`ân . Dan ar-Raib maknanya adalah { الشَّكّ} adalah ragu-ragu. {لا رَيْبَ فِيه}. berarti tidak memiliki keraguan didalamnya, yaitu bahwa al Qur’an ini sama sekali tidak mengandung keraguan didalamnya, bahwa ia diturunkan dari sisi Allah, sebagaimana difirmankan dalam surah as-Sajdah [20]
ã@ƒÍ\s? É=»tGÅ6ø9$# Ÿw |=÷ƒu ÏmŠÏù `ÏB Éb>§ tûüÏJn=»yèø9$#  
Turunnya al-Qur`ân  yang tidak ada keraguan padanya, (adalah) dari Tuhan semesta alam.
Diantara ahli Qura’ ada yang menghentikan bacaan ketika samapa pada ayat     (لا رَيْبَ ) dan memulainya kembali dengan firman-Nya, yaitu { فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِ}Dan ada juga yang menghentikan bacaaan pada kata {لا رَيْبَ فِيه}. Bacaan yang terakhir inilah yang dipandang paling tepat, karena dengan bacaan seperti itu Firman-Nya, yaitu { هُدًى} menjadi sifat/fungsi bagi al-Qur`ân  itu sendiri. Dan yang demikian itu lebih baik dan mendalam dari sekedar pengertian yang menyatakan adalanya petunjuk didalamnya.[21]
Jika ditinjau dari bahasa lafazh { هُدًى}berkedudukan marfu’ sebagai na’at (sifat) dan bisa juga Manshub sebagai hal (keterangan keadaaan). Dan { هُدًى} /petunjuk itu hanya diperuntukan bagi orang-orang yang bertaqwa, sebagaimana Firman Allah dalam surah Yunus : 57
$pkšr'¯»tƒ â¨$¨Z9$# ôs% Nä3ø?uä!$y_ ×psàÏãöq¨B `ÏiB öNà6În/§ Öä!$xÿÏ©ur $yJÏj9 Îû ÍrߐÁ9$# Yèdur ×puH÷quur tûüÏYÏB÷sßJù=Ïj9 ÇÎÐÈ  
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.
As Suddi menceritakan, dari Abu Malik dan dari Abu Shalih dari Ibnu Abbas dan dari Murrah al-Hamdani, dari Ibnu Mas’ud dari beberapa sahabat Rasulullah shalalllahu ‘alaihi wasallam, bahwa makna { هُدًى لِلْمُتَّقِينَ} adalah cahaya bagi orang-orang yang bertaqwa.[22]
2.      Pada surah  3:4
`ÏB ã@ö7s% Wèd Ĩ$¨Y=Ïj9 tAtRr&ur tb$s%öàÿø9$# 3 ¨bÎ) tûïÏ%©!$# (#rãxÿx. ÏM»tƒ$t«Î/ «!$# óOßgs9 Ò>#xtã ÓƒÏx© 3 ª!$#ur ÖƒÍtã rèŒ BQ$s)ÏFR$# ÇÍÈ  
sebelum menjadi petunjuk bagi manusia, dan Dia menurunkan Al Furqaan. Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah akan memperoleh siksa yang berat; dan Allah Maha Perkasa lagi mempunyai Balasan (siksa).[23]
Petunjuk tersebut merujuk kepada al-Qur`ân . Hal ini bisa kita lihat pada ayat sebelumnya yaitu pada ayat 3
tA¨tR šøn=tã |=»tGÅ3ø9$# Èd,ysø9$$Î/ $]%Ïd|ÁãB $yJÏj9 tû÷üt/ Ïm÷ƒytƒ tAtRr&ur sp1uöq­G9$# Ÿ@ÅgUM}$#ur ÇÌÈ  
 Dia menurunkan Al kitab kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil.[24]
Kata petunjuk pada ayat 4 merujuk kepada al-Kitab pada ayat 3. Kita bias mengetahui bahwa al-Kitab yang dimaksud adalah al-Qur`ân , sebab al-Qur`ân  merupakan kitab yang membenarkan adanya kitab-kitab sebelumnya yaitu Taurat, zabur dan-lain-lain.
3.      Pada Surah 5:16
Ïôgtƒ ÏmÎ/ ª!$# ÇÆtB yìt7©?$# ¼çmtRºuqôÊÍ Ÿ@ç7ß ÉO»n=¡¡9$# . . .
 dengan kitab Itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan keselamatan. . . ..
Makna kitab tersebut dapat kita lihat pada ayat sebelumnya  5:15
Ÿ@÷dr'¯»tƒ É=»tGÅ6ø9$# ôs% öNà2uä!$y_ $oYä9qßu ÚúÎiüt7ムöNä3s9 #ZŽÏWŸ2 $£JÏiB öNçFYà2 šcqàÿøƒéB z`ÏB É=»tGÅ6ø9$# (#qàÿ÷ètƒur Ætã 9ŽÏVŸ2 4 ôs% Nà2uä!%y` šÆÏiB «!$# ÖqçR Ò=»tGÅ2ur ÑúüÎ7B ÇÊÎÈ  
 Hai ahli Kitab, Sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al kitab yang kamu sembunyi kan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan.
Cahaya Maksudnya: Nabi Muhammad s.a.w. dan kitab Maksudnya: al-Qur`ân.[25]
4.      Pada surah  6:157
÷rr& (#qä9qà)s? öqs9 !$¯Rr& tAÌRé& $uZøŠn=tã Ü=»tFÅ3ø9$# !$¨Zä3s9 3y÷dr& öNåk÷]ÏB 4 . . . . 
 atau agar kamu (tidak) mengatakan: "Sesungguhnya Jikalau kitab ini diturunkan kepada Kami, tentulah Kami lebih mendapat petunjuk dari mereka. . . .
Lihat ayat rangkaian ayat sebelumnya. Tepatnya ayat 155,156
#x»ydur ë=»tGÏ. çm»oYø9tRr& Ô8u$t6ãB çnqãèÎ7¨?$$sù (#qà)¨?$#ur öNä3ª=yès9 tbqçHxqöè? ÇÊÎÎÈ  
dan (al-Qur`ân itu adalah) kitab yang Kami turunkan yang diberkati, Maka ikutilah Dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat.
br& (#þqä9qà)s? !$yJ¯RÎ) tAÌRé& Ü=»tGÅ3ø9$# 4n?tã Èû÷ütGxÿͬ!$sÛ `ÏB $uZÎ=ö7s% bÎ)ur $¨Zä. `tã öNÍkÉJy#uÏŠ šúüÎ=Ïÿ»tós9 ÇÊÎÏÈ  
(kami turunkan al-Qur`ân  itu) agar kamu (tidak) mengatakan: "Bahwa kitab itu hanya diturunkan kepada dua golongan  saja[26] sebelum Kami, dan Sesungguhnya Kami tidak memperhatikan apa yang mereka baca.[27]
5.      Pada surah 7:203
. . . . 4 #x»yd ãÍ¬!$|Át/ `ÏB öNà6În/§ Yèdur ×puH÷quur 5Qöqs)Ïj9 tbqãZÏB÷sムÇËÉÌÈ  
al-Qur`ân  ini adalah bukti-bukti yang nyata dari Tuhanmu, petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman."[28]
6.      Pada surah 17:9
¨bÎ) #x»yd tb#uäöà)ø9$# Ïöku ÓÉL¯=Ï9 šÏf ãPuqø%r&  
Sesungguhnya al-Qur`ân  ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih Lurus . . .
7.      Pada surah :72:2
üÏöku n<Î) Ïô©9$# $¨ZtB$t«sù ¾ÏmÎ/ ( `s9ur x8ÎŽô³S !$uZÎn/tÎ/ #Ytnr& ÇËÈ  
(yang) memberi petunjuk kapada jalan yang benar, lalu Kami beriman kepadanya. dan Kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seseorangpun dengan Tuhan Kami.[29]
Selain fungsinya sebagai petunjuk terhadap manusia, al-Qur`ân  juga sebagai petunjuk untuk jin. Ayat 72:3 diatas jika ditelusuri pada ayat sebelumnya bercerita tentang jemaah jin yang mendengarkan al-Qur`ân  dibabaca, sehingga ayat tersebut dapat disimpulkan menjelaskan tentang petunjuk al-Qur`ân  terhadap jin.
D. Sikap Manusia Dalam Menerima Petunjuk al-Qur`ân
Adapun sikap  manusia dalam menerima al-Qur`ân  dibagi menjadi tiga golongan.  Yaitu golongan mukmin, kafir, dan golongan munafik. Hal ini digambarkan dalam surah al-Baqarah (2 : 2-5) tentang kaum mukminin, surah (2:6-7) membicarakan tentang kaum kafirin dan surah (2:8-20) membicarakan tentang cirri kaum munafik.[30]
1. Kaum Mukminin
ûïÏ%©!$# tbqãZÏB÷sムÍ=øtóø9$$Î/ tbqãKÉ)ãƒur no4qn=¢Á9$# $®ÿÊEur öNßg»uZø%yu tbqà)ÏÿZムÇÌÈ  
 (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib  yang mendirikan shalat  dan menafkahkan sebahagian rezki  yang Kami anugerahkan kepada mereka.
tûïÏ%©!$#ur tbqãZÏB÷sム!$oÿÏ3 tAÌRé& y7øs9Î) !$tBur tAÌRé& `ÏB y7Î=ö7s% ÍotÅzFy$$Î/ur ö/ãf tbqãZÏ%qムÇÍÈ  
 dan mereka yang beriman kepada kitab (al-Qur`ân ) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-Kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat
y7Í´¯»s9'ré& 4n?tã Wèd `ÏiB öNÎgÎn/§ ( y7Í´¯»s9'ré&ur ãNèd šcqßsÎ=øÿßJø9$# ÇÎÈ  
mereka Itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung.
Mengenai siapakah mereka ini, terdapat tiga pendapat yang di ungkapkan oleh Ibnu Jarir, diantaranya:
Pertama : Orang-orang yang disifati Allah dalam ayat ketiga surat al-baqarah itu adalah mereka yang Dia sifati dalam ayat setelahnya, yaitu orang-orang yang beriman dari kalangan Ahlul Kitab dan yang selainnya. Pendapat ini dikemukakan oleh Mujahid, Abul’ Aliyah, ar-Rabi bin Anas, dan Qatadah.
Kedua : Mereka itu adalah satu, yaitu orang-orang yang beriman dari kalangan Ahlul Kitab. Dengan demikian berdasarkan kedua hal tersebut diatas, maka “wau” dalam ayat rini berkedudukan sebagai wawu ‘athof (penyambung) satu sifat dengan sifat lainnya.
Ketiga : mereka yang disifati pertama kali (ayat ketiga) adalah orang-orang yang beriman dari bangsa Arab dan yang disifati ayat berikutnya adalah orang-orang yang beriman dari kalangan Ahlul Kitab.
Berkenaan dengan hal diatas, Ibnu Katsir berkata : yang benar adalah pendapat Mujahid, ia berkata : Empat ayat pertama dar surah al-Baqarah mensifati orang-orang beriman, dan dua ayat berikutnya mensifati orang-orang kafir, tiga belas ayat mensifati orang-orang munafik.
Ke-empat ayat tersebut bersifat umum bagi setiap mukmin yang menyandang sifat-sifat tersebut, baik dari kalangan Bangsa Arab maupun bukan Arab serta Ahlul Kitab, baik umat manusia maupun jin. Salah satu sifat ini tidak akan bisa sempurna tanpa adanya sifat-sifat lainnya, bahkan masing-masing sifat saling menuntut adanya sifat yang lainnya. Dengan demikian, beriman kepada yang ghaib, shalat dan zakat tidak dianggap benar kecuali dengan adanya iman kepada apa yang dibawa oleh Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasalam, juga apa yang dibawa para Rasul sebelumnya serta keyakinan akan adanya kehidupan akhirat. Dan merekalah sebenarnya yang betul-betul dapat menerima apa yang ditunjuki oleh al-Qur`ân  [31]
Namun pernyataan bahwa al-Qur`ân hanya diperuntukan bagi kaum mukminin sesuai ayat 2 dari surah al-Baqarah :
y7Ï9ºsŒ Ü=»tGÅ6ø9$# Ÿw |=÷ƒu ¡ ÏmÏù ¡ Wèd z`ŠÉ)­FßJù=Ïj9 ÇËÈ  
Kitab (al-Qur`ân) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.
Menurut sebagian orang berlawanan dengan bunyi surah 39:1
!$¯RÎ) $uZø9tRr& y7øn=tã |=»tGÅ3ø9$# Ĩ$¨Y=Ï9 Èd,ysø9$$Î/ ( Ç . . . .
Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Al kitab (al-Qur`ân) untuk manusia dengan membawa kebenaran . . .
Juga  surah 2 : 185
ãöky­ tb$ŸÒtBu üÏ%©!$# tAÌRé& ÏmŠÏù ãb#uäöà)ø9$# Wèd Ĩ$¨Y=Ïj9 ;M»oYÉit/ur z`ÏiB 3yßgø9$# Èb$s%öàÿø9$#ur   . . . .
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur`ân sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).
Ayat tersebut menyatakan bahwa al-Qur`ân itu diperuntukan bagi semua manusia sedangkan ayat 2 dari surah al-Baqarah menyatakan bahwa al-Qur`ân  diperuntukan bagi orang yang bertaqwa (beriman). Mereka menganggap sebagai kontradiksi dari al-Qur`ân.
Jika kita pahami lebih dalam, justeru bunyi surah  2:45 dan surah 39:1 menyatakan universalitas dari fungsi al-Qur`ân. Bahwa al-Qur`ân itu diperuntukan bagi siapa saja baik mukmin maupun kafir asalkan mereka mau menerimanya. Seperti bunyi surah 45:20 berikut:
#x»yd çŽÈµ¯»|Át/ Ĩ$¨Y=Ï9 Yèdur ×pyJômuur 5Qöqs)Ïj9 šcqãYÏ%qムÇËÉÈ  
al-Qur`ân ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini.
al-Qur`ân diperuntukan bagi seluruh manusia tanpa kecuali, sebab al-Qur`ân berisi berbagai macam ilmu pengetahuan.
Ayat al-Qur`ân dikatakan Ali Syari’ati mencakup banyak bidang yang meliputi :[32]
 No
Klasifikasi Surat
Jumlah Surat
Presentasi
1
Fenomena alam dan meteri
32
26,66 %
2
Aqidah dan Aliran Pemikiran
29
24,14 %
3
Sosial Dan Politik
27
22,5 %
4
Sejarah dan Filsafat Sejarah
17
14,14 %
5
Perilaku dan Akhlak
4
3,3 %
6
Masalah Harta
4
3,3 %
7
Ibadah dan Syiar Agama
2
1,7 %
Data dari Ali Syariati diatas menunjukan bahwa sebagaian besar isi ayat al-Qur`ân berhubungan dengan ilmu pengatuan, teknologi dan sosial yang tentu saja diperlukan semua manusia baik muslim maupun non muslim. Siapapun yang mau mengambil apa yang disampaikan al-Qur`ân  dipersilakan. Namun seperti dalam surah 45:20 tersebut diatas juga bias kita pahami bahwa yang akan berhasil hanyalah orang yang betul-betul yakin bahwa apa yang disampaikan al-Qur`ân adalah benar.
2. Kaum Kafir.
Pada surah al-Baqarah (2:6-7)
¨bÎ) šúïÏ%©!$# (#rãxÿx. íä!#uqy óOÎgøŠn=tæ öNßgs?öxRr&uä ÷Pr& öNs9 öNèdöÉZè? Ÿw tbqãZÏB÷sムÇÏÈ  
Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman.
Disini dijumpai pertentangan secara diametral antara gambaran orang muttaqin yang dapat menerima petunjuk al-Qur`ân  dengan gambaran orang kafirin. al-Qur`ân  yang merupakan petunjuk, bagi mereka tidaklah demikian. Diberi peringatan ataupun tidak sama saja. Karena hati mereka telah dikunci mati.[33]
Kalimat    š (#rãxÿx.úïÏ%©!$#bÎ) , sesungguhnya orang-orang kafir-yakni orang-orang yang menutup perkara yang hak dan menjegalnya-yakni telah dipastikan hal tersebut oleh Allah akan dialami mereka. Yakni sama saja kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan , mereka tetap tidak   mau beriman kepada al-Qur`ân  yang engkau datangkan kepada mereka.[34]
Dalam riwayat al-Faryabi dan Ibnu Jarir yang bersumber dari Mujahid, ayat ini diturunkan berkenaan dengan keadaan orang Yahudi  madinah yang menjelaskan bahwa mereka itu diperingatkan atau tidak , mereka tetap tidak beriman.[35]
3. Golongan Munafik
Pada surah al-Baqarah ( 2:8-9) disebutkan.
z`ÏBur Ĩ$¨Y9$# `tB ãAqà)tƒ $¨YtB#uä «!$$Î/ ÏQöquø9$$Î/ur ̍ÅzFy$# $tBur Nèd tûüÏYÏB÷sßJÎ/ ÇÑÈ   šcqããÏ»sƒä ©!$# tûïÏ%©!$#ur (#qãZtB#uä $tBur šcqããyøƒs HwÎ) öNßg|¡àÿRr& $tBur tbráãèô±o ÇÒÈ  
di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian," pada hal mereka itu Sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.
mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, Padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.
Ayat tersebut memberikan gambaran tentang orang-orang yang secara lahir beriman kepada Allah  dikarenakan ada sesuatu yangmenguntungkan. Namun dihati mereka sebenarnya tidak beriman. Mereka tidak berani menyatakan pengingkaran  secara terus terang. Hal inilah yang bias mengacaukan perasaan,   mengaburkan pandangan, kadang sembunyi, kadang jelas. Itulah gambaran orang munafik. Mereka seolah-olah orang yang pintar dan mendapat petunjuk, padahal sebaliknya. Mereka sama-sekali tidak percaya terhadap petunjuk al-Qur`ân.[36]
E. Simpulan
1. al-Qur`ân merupakan kitab suci yang menyajikan berbagai petunjuk hidup yang universal, tidak hanya kepada manusia, tetapi juga kepada gologan Jin.
2. Namun tidak semua manusia yang bias menerima petunjuk dari al-Qur`ân. Hanya orang yang masuk dalam kategori beriman yang bias mengambil petunjuk darinya.
3. Kaum kafir dan mnafik termasuk kaum yang tak dapat mengambil petunjuk dari al-Qur`ân











DAFTAR PUSTAKA


A.A.Dahlan dkk, Asbâbun Nuzul edisi ke 2, (Bandung; CV Diponegoro,2000)

Ahmad Warson Munawwir, Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia, (Yogyakarta: P. P. al-Munawwir, 1984)

Departemen Agama RI, al-Qur’ân dan terjemahannya, (Lubuk Agung:Bandung1989)

Departemen Agama RI, Terjemahan al-Qur`ân  al-Jumânatul Ali, (Bandung:CV J-Art:2004)
al-Hikmah, Tafsir surah al-Baqarah, http://alhikmah.web.id diposting 4 agustus 2009

Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsîr Terjemahan Bahasa Indonesia, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2005)
India one ch, kombinasi alamiah ilmiah dan amaliah, http:// ilmu-ikhlas.blogspot.com
Mahmod Ayub, Tafsir surah al-Baqarah,
 http://al-sia.org/html/id/quran/tafsir/index/

Muhammad Fu`âd ‘Abd al-Bâqi, al-Mu’jam Mufahras li Alfâzh al-Qur`ân al-Karîm, Beirut, Dârul Fikr, 1997

Sayyid Quthb, Tafsir fi zhilâlil Qur’ân (terjemahan) Jilid 1, (Jakarta; gema Insani 2000,

Syaikh Shâlih bin Ibrahim al-Bulaihiy, al-Hudâ Wa al-Bayân Fî Asmâ` al-Qur`ân,_, _,  http://www.alsofwah.or.id/index





[1] Ahmad Warson Munawwir, Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia, (Yogyakarta: P. P. al-Munawwir, 1984), h. 931;
[2] Muhammad Fu`âd ‘Abd al-Bâqi, al-Mu’jam Mufahras li Alfâzh al-Qur`ân al-Karîm, (Beirut, Dârul Fikr, 1997, h.903

[3] Syaikh Shâlih bin Ibrahim al-Bulaihiy, al-Hudâ Wa al-Bayân Fî Asmâ` al-Qur`ân,_, _, h. 147. http://www.alsofwah.or.id/index
[4] Muhammad Fuâd ‘Abdul Bâqi, op.cit. h.901
[5] Departemen Agama RI, al-Qur`ân  dan terjemahannya, (Lubuk Agung:Bandung1989)h. 161. Lihat juga Q.S 18: 17, 18:2, 26: 28, 26:56, 28:56, 45:23, 2:213, 2:258, 2:264, 2:272
[6] Ibid hal. 751.
[7] Ibid hal. 619. Lihat jugaQ.S 4:88
[8] Ibid h. 93
[9] Ibid h. 619
[10]   Ibid, h.161
[11] Ibid h. 76
[12] Ibid h. 17. Lihat juga Q.S.6:91, 40:53, 40:54, 23:49
[13] Ibid h. 167
[14] Ibid h.254
[15] Ibid h. 485
[16] Ibid h. 404
[17] Ibid h. 198. Lihat juga Q.S 2:157, 2:152, 16:37, 39:57,40 : 33, 41 :44, 92:12 . .
[18] Mahmod Ayub, Tafsir surah al-Baqarah,    
 http://al-sia.org/html/id/quran/tafsir/index/
[19] Departemen Agama RI, op.cit h.8. Lihat juga pada surah yang sama ayat 53, 185 (pada ayat 185 ada 2 buah kata yang merujuk pada fungsi al-Qur`ân  sebagai petunjuk)
[20] Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Kasir terjemahan bahasa Indonesia, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2005), h.193
[21] Ibid, h.195
[22] Ibid, h.195-196
[23] Departemen Agama op.cit h.75. Lihat juga surah yang sama pada ayat 138
[24] Ibid, h.75
[25] Departemen Agama RI, Terjemahan al-Qur`ân  al-Jumanatul Ali, (Bandung:CV J-Art:2004)h.111. Pada catatan kaki no. 421.
[26] Ibid, h.150 Lihat (catatan kaki no 535).Yakni Yahudi dan Nasrani
[27] Ibid, h.150 Lihat (catatan kaki no.536). Diturunkan al-Qur`ân dalam bahasa Arab agar orang musyrikin Mekah tidak dapat mengatakan bahwa mereka tidak mempunyai kitab karena kitab yang diturunkan kepada golongan Yahudi dan Nasrani diturunkan dalam bahasa yang tidak diketahui mereka
[28] Ibid, h.177. Lihat ayat sesudahnya(7:204). Pada surah yang sama juga terdapat kata huda yakni 7:52)
[29] Ibid , h.573, lihat juga surah yang sama ayat 13
[30] A.A.Dahlan dkk, Asbabun Nuzul edisi ke 2, (Bandung; CV Diponegoro,2000), h.13
[31] al-Hikmah, Tafsir surah al-Baqarah, http://alhikmah.web.id diposting 4 agustus 2009
            [32] India one ch, kombinasi alamiah ilmiah dan amaliah, http:// ilmu-ikhlas.blogspot.com
[33] Sayyid Quthb, Tafsir fi zhilalil qiur’an (terjemahan) Jilid 1, (Jakarta; gema Insani 2000, h.50
[34] Ibnu Katsir, op.cit, h.225
[35] A.A.Dahlan, op.cit, h.13
[36] Sayyid Quthb, op.cit, h.50-51

Tidak ada komentar:

Posting Komentar