Selasa, 19 Juni 2012

METODOLOGI PENELITIAN: Variabel Penelitian


VARIABEL PENELITIAN
oLEH: m. aNSHARI

A.    Pendahuluan
     Jika kita mendengar kata penelitian, satu hal yang mungkin langsung terlintas di pikiran kita adalah "mesti rumit dan dilakukan oleh orang yang hebat sekali". Hal tersebut tidak sepenuhnya benar maupun salah, karena penelitian ada banyak sekali macamnya, misalnya penelitian di laboratorium yang dinamakan eksperimen, dan ada juga penelitian yang namanya field study. Rumit tidaknya penelitian yang akan kita lakukan, tergantung pada kebutuhan akan hasil penelitian yang diinginkan, semakin banyak kebutuhannya, tentu saja penelitian akan menjadi semakin rumit.
     Dalam penelitian ilmiah banyak aspek yang perlu kita perhatikan. Salah satunya adalah tentang variabel.
     Untuk selanjutnya dalam makalah ini akan dibahas mengenai pengertian variabel penelitian, jenis-jenis  variabel penelitian, kegunaan variabel penelitian, variabel penelitian yang baik, dan pengukuran variabel penelitian.
B.     Pembahasan
1.      Pengertian Variabel Penelitian
     Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok yang lain. Pengertian lain bahwa variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep tertentu.[1]
     Variabel Penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.[2]
Secara Teoritis, para ahli telah mendefinisikan Variable sebagai berikut :
Hatch & Farhady,(1981)
     Variable didefinisikan sebagai Atribut seseorang atau obyek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain. [3]
Kerlinger (1973)
• Variable adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari.
Misalnya : tingkat aspirasi, penghasilan, pendidikan, status social, jenis kelamin, golongan gaji, produktifitas kerja, dll.
• Variable dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda (different values).
Dengan demikian, Variabel itu merupakan suatu yang bervariasi. [4]
Kidder (1981)
Variable adalah suatu kualitas (qualities) dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya. [5]
Bhisma Murti (1996)[6]
Variable didefinisikan sebagai fenomena yang mempunyai variasi nilai.
Variasi nilai itu bisa diukur secara kualitatif atau kuantitatif
Sudigdo Sastroasmoro
Variable merupakan karakteristik subyek penelitian yang berubah dari satu subyek ke subyek lainnya. [7]
Dr. Ahmad Watik Pratiknya (2007)
     Variable adalah Konsep yang mempunyai variabilitas. Sedangkan Konsep adalah penggambaran atau abstraksi dari suatu fenomena tertentu. Konsep yang berupa apapun, asal mempunyai ciri yang bervariasi, maka dapat disebut sebagai variable.
Dengan demikian, variable dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang bervariasi. [8]
Dr. Soekidjo Notoatmodjo (2002)
• Variable mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota – anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok yang lain.
• Variable adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu.
• Misalnya : umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, pengetahuan, pendapatan, penyakit, dsb. [9]
     Berdasarkan pengertian – pengertian di atas, maka dapat dirumuskan definisi Variabel Penelitian adalah  Suatu  atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

2.      Jenis-Jenis Variabel Penelitian
Dalam terminologi Metodologik, dikenal beberapa macam variabel penelitian. Berdasarkan hubungan antara satu variable dengan variable yang lain, maka macam – macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi :
a.      Variabel Independent[10]
 Variabel ini sering disebut sebagai Variabel Stimulus, Predictor, Antecedent, Variabel Pengaruh, Variabel Perlakuan, Kausa, Treatment, Risiko, atau Variable Bebas.
Dalam SEM (Structural Equation Modeling) atau Pemodelan Persamaan Struktural, Variabel Independen disebut juga sebagai Variabel Eksogen.
Variabel Bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel Dependen (terikat).
Dinamakan sebagai Variabel Bebas karena bebas dalam mempengaruhi variabel lain.
Contoh.
“Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar”


b.      Variabel Devenden[11]
Sering disebut sebagai Variabel Out Put, Kriteria, Konsekuen, Variabel Efek, Variabel Terpengaruh, Variabel Terikat atau Variabel Tergantung.
Dalam SEM (Structural Equation Modeling) atau Pemodelan Persamaan Struktural, Variabel Independen disebut juga sebagai Variabel Indogen.
Variabel Terikat merupakan Variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.
Disebut Variabel Terikat karena variabel ini dipengaruhi oleh variabel bebas/variabel independent
Contoh.
“Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar
Variabel Devenden (Variabel Bebas)
 
 

c.       Variabel Moderator[12]
Variabel Moderator adalah variabel yang mempengaruhi (Memperkuat dan Memperlemah) hubungan antara Variabel Bebas dan Variabel Terikat. Variabel Moderator disebut juga Variabel Independen Kedua.
Contoh hubungan Variabel Independen – Moderator – Dependen :
Hubungan motivasi dan prestasi belajar akan semakin kuat bila peranan guru dalam menciptakan iklim/lingkungan belajar sangat baik, dan hubungan semakin rendah bila peranan guru kurang baik dalam menciptakan iklim belajar.




d.      Variabel Intervening[13]
Dalam hal ini Tuckman (1988) menyatakan “an intervening variable is that factor that theoretically affect the observed phenomenon but cannot be seen, measure, or manipulate”.
Variabel Intervening adalah Variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat, tetapi tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini merupakan variabel Penyela/Antara yang terletak diantara Variabel Bebas dan Variabel Terikat, sehingga Variabel Bebas tidak secara langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya Variabel Terikat.
Tinggi rendahnya penghasilan akan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap umur harapan hidup. Disini ada variabel antaranya yaitu yang berupa Gaya Hidup seseorang. Antara variabel penghasilan dan gaya hidup terdapat variabel moderator yaitu Budaya Lingkungan Tempat Tinggal
 





e.       Variabel Kontrol[14]
Variabel Kontrol adalah Variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh factor luar yang tidak diteliti.
Variabel Kontrol sering dipakai oleh peneliti dalam penelitian yang bersifat membandingkan, melalui penelitian eksperimental.
Contoh :
“Pengaruh Metode Pembelajaran terhadap Penguasaan Keterampilan Berhitung Anak.”
Variabel Bebasnya adalah Metode Pembelajaran, misalnya Metode Ceramah & Metode Demonstrasi. Sedangkan Variabel Kontrol yang ditetapkan adalah sama, misalnya Standard Keterampilan sama, dari kelompok siswa dengan latar belakang sama (tingkat kelasnya sama), dari institusi yang sama.
Dengan adanya Variabel Kontrol tersebut, maka besarnya pengaruh Metode Pembelajaran terhadap Penguasaan Keterampilan  berhitung  siswa dapat diketahui lebih pasti

 






3.      Kegunaan Variabel Penelitian.
Adapun kegunaan dari adanya variabel penelitian adalah :
a.       Untuk mempersiapkan alat dan metode pengumpulan data
b.      Untuk mempersiapkan metode analisis/pengolahan data
c.       Untuk pengujian hipotesis

4.      Variabel penelitian yang baik
Variabel penelitian yang baik hendaknya relevan dengan tujuan penelitian dengan dapat diamati dan dapat diukur. Dalam suatu penelitian, variebel perlu didentifikasi, diklasifkasi, dan didefinisikan secara operasional dengan jelas dan tegas agar tidak menimbulkan kesalahan dalam pengumpulan dan pengolahan data serta dalam pengujian hipotesis.

5.      Pengukuran Variabel
Pengukuran Variabel Penelitian dapat dikelompokkan menjadi 4 Skala Pengukuran, yaitu :
1)      Skala Nominal
Skala Nominal Adalah Suatu himpunan yang terdiri dari anggota – anggota yang mempunyai kesamaan tiap anggotanya, dan memiliki perbedaan dari anggota himpunan yang lain.
Misalnya :
• Jenis Kelamin : dibedakan antara laki – laki dan perempuan
• Pekerjaan : dapat dibedakan petani, pegawai, pedagang
• Golongan Darah : dibedakan atas Gol. 0, A, B, AB
• Ras : dapat dibedakan atas Mongoloid, Kaukasoid, Negroid.
• Suku Bangsa : dpt dibedakan dalam suku Jawa, Sunda, Batak dsb.
Skala Nominal, Variasinya tidak menunjukkan Perurutan atau Kesinambungan, tiap variasi berdiri sendiri secara terpisah.
Dalam Skala Nominal tidak dapat dipastikan apakah kategori satu mempunyai derajat yang lebih tinggi atau lebih rendah dari kategori yang lain ataukah kategori itu lebih baik atau lebih buruk dari kategori yang lain.

2)      Skala Ordinal
        Skala Ordinal Adalah skala variabel yang menunjukkan tingkatan – tingkatan.        Skala Ordinal Adalah Himpunan yang beranggotakan menurut rangking, urutan, pangkat atau jabatan.
Skala Ordinal adalah Kategori yang dapat diurutkan atau diberi peringkat.
         Skala Ordinal adalah Skala Data Kontinum yang batas satu variasi nilai ke variasi nilai yang lain tidak jelas, sehingga yang dapat dibandingkan hanyalah nilai tersebut lebih tinggi, sama atau lebih rendah daripada nilai yang lain.
Contoh :
• Tingkat Pendidikan : dikategorikan SD, SMP, SMA, PT
• Pendapatan : Tinggi, Sedang, Rendah
• Sikap (yang diukur dengan Skala Linkert) : Setuju, Ragu – ragu, Tidak Setuju. Dsb.

3)      Skala Interval
      Skala Interval Adalah Skala Data Kontinum yang batas variasi nilai satu dengan yang lain jelas, sehingga jarak atau intervalnya dapat dibandingkan.
     Dikatakan Skala Interval bila jarak atau perbedaan antara nilai pengamatan satu dengan nilai pengamatan lainnya dapat diketahui secara pasti.
     Nilai variasi pada Skala Interval juga dapat dibandingkan seperti halnya pada skala ordinal (Lebih Besar, Sama, Lebih Kecil.dsb); tetapi Nilai Mutlaknya tidak dapat dibandingkan secara Matematis, oleh karena itu batas – batas Variasi Nilai pada Skala Interval bersifat Arbiter (ANGKA NOL-nya TIDAK Absolut).

4)      Skala Ratio = Skala Perbandingan. Skala Ratio Adalah Skala yang disamping batas intervalnya jelas, juga variasi nilainya memunyai batas yang tegas dan mutlak ( mempunyai nilai NOL ABSOLUT ).
Misalnya :
• Tinggi Badan : sebagai Skala Ratio, tinggi badan 180 Cm dapat dikatakan mempunyai selisih 60 Cm terhadap tinggi badan 120 Cm, hal ini JUGA dapat dikatakan Bahwa : tinggi badan 180 adalah 1½ kali dari tinggi badan 120 Cm.
• Denyut Nadi : Nilai 0 dalam denyut nadi dapat dikatakan Tidak Ada Sama Sekali denyut nadinya.

         Dari uraian di atas jelas bahwa Skala Ratio, Interval, Ordinal dan Nominal berturut – turut memiliki nilai kuantitatif dari yang Paling Rinci ke yang Kurang Rinci. Skala Ratio mempunyai sifat – sifat yang dimiliki Skala Interval, Ordinal dan Nominal. Skala Interval memiliki ciri – ciri yang dimiliki Skala Ordinal dan Nominal, sedangkan Skala Ordinal memiliki sifat yang dimiliki Skala Nominal.
Adanya perbedaan tingkat pengukuran memungkinkan terjadinya Transformasi Skala Ratio dan Interval menjadi Ordinal atau Nominal. Transformasi ini dikenal sebagai Data Reduction atau Data Collapsing. Hal ini dimaksudkan agar dapat menerapkan metode statistic tertentu, terutama yang menghendaki skala data dalam bentuk Ordinal atau Nominal.
Sebaliknya, Skala Ordinal dan Nominal tidak dapat diubah menjadi Interval atau Ratio. Skala Nominal yang diberi label 0, 1 atau 2 dikenal sebagai Dummy Variable (Variabel Rekayasa). Misalnya : Pemberian label 1 untuk laki – laki dan 2 untuk perempuan tidak mempunyai arti kuantitatif (tidak mempunyai nilai / hanya kode). Dengan demikian, perempuan tidak dapat dikatakan 1 lebih banyak dari laki – laki. Pemberian label tersebut dimaksudkan untuk mengubah kategori huruf (Alfabet) menjadi kategori Angka (Numerik), sehingga memudahkan analisis data.
C.    Simpulan
            Pemilihan Variabel yang tepat akan sangat mempengaruhi tehadap kualitas keberhasilan penelitian. Keberadaan Variabel tidak bisa dipisahkan saat melakukan penelitian. Karena variabel berguna dalam membantu kita  untuk mempersiapkan alat dan metode pengumpulan data, mempersiapkan metode analisis/pengolahan data dan dalam hal pengujian hipotesis.
            Variabel penelitian juga dapat dibedakan menjadi:
1. Variabel bebas (independent variable),
2. Variabel terikat (dependent variable)
Penggolongan tersebut dilakukan berdasarkan sifat hubungan antar variabel. Dalam hal ini sifat hubungannya adalah hubungan kausalitas. Variabel bebas juga sering disebut variabel antecedent, dan variabel terikat disebut qonsequent. Variabel bebas ialah variabel yang oleh peneliti diperkirakan menjadi penyebab munculnya atau berubahnya variabel terikat. Sedang variabel terikat ialah variabel yang terjadi atau muncul atau berubah karena mendapat pengaruh atau disebabkan oleh variabel bebas. Di antara hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat tersebut terdapat variabel-variabel perantara (moderator), variabel pengganggu (intervening variable), dan variabel pengendali variabel lain (control variabel).
















SUMBER KEPUSTAKAAN


Ahmad W. Pratiknya, Dasar – Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2007

Alimul, Azis, Metode Penelitian Kebidanan dan Teknis Analisis Data, Jakarta, Salemba Medika, 2007

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, Jakarta, Rineka Cipta, 2002

Bhisma Murti, Penerapan Metode Statistik Non Parametrik dalam Ilmu – ilmu Kesehatan, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 1996

Dihin Septyanto, SE, ME, Pengukuran Variabel, http://www.indonusa.ac.id

Notoatmodjo, Soekidjo,  Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta, Rineka Cipta, 2002

Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, Bandung, Alfabet, 2007

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung, Alfabeta, 2009



[1] Dihin Septyanto, SE, ME, Pengukuran Variabel, http://www.indonusa.ac.id
[2] Prof. Dr. Sugiono, Statistik untuk penelitian, (Bandung, Alfabeta, 2007)
[3] Prof. Dr. Sogiono, Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung, Alfabeta, 2009) hal.60
[4] Ibid, hal 61
[5] Ibid, 61
[6] Bisma Murti, Penerapan Metode Statistik Non Parametrik dalam Ilmu – ilmu Kesehatan, (Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 1996) hal 71

[7] Ibid, hal 72
[8] Dr. Ahmad WatikPratiknya, Dasar-dasar matodologi penelitian kedokteran dan kesehatan (Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2007), ___
[9] Dr. Soekidjo Notoatmojo, Metodologi Penelitian Kesehatan, (Jakarta, Rieneka Cipta, 2002) hal 32
[10] Prof. Dr. Sogiyono, Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,hal. 61
[11] Ibid, hal 61
[12] Ibid, hal 62
[13] Ibid, hal. 63
[14] Ibid, hal. 64

Tidak ada komentar:

Posting Komentar