Selasa, 19 Juni 2012

Supervisi Pendidikan


SUPERVISI PENDIDIKAN
OLEH : M. ANSHARI
BAB I
PENDAHULUAN

            Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancangkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia ialah melalui proses pembelajaran di sekolah. Dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan, guru merupakan komponen sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangkan terus-menerus. Pembentukan profesi guru dilaksanakan melalui program pendidikan pra-jabatan maupun program dalam jabatan. Tidak semua guru yang dididik di lembaga pendidikan terlatih dengan baik dan kualified. Potensi sumber daya guru itu perlu terus bertumbuh dan berkembang agar dapat melakukan fungsinya secara potensial.
            Selain itu pengaruh perubahan yang serba cepat mendorong guru-guru untuk terus-menerus belajar menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta mobilitas masyarakat.  Masyarakat mempercayai, mengakui dan menyerahkan kepada guru untuk mendidik tunas-tunas muda dan membantu  mengembangkan potensinya secara professional. Kepercayaan, keyakinan, dan penerimaan ini merupakan substansi dari pengakuan masyarakat terhadap profesi guru. Implikasi dari pengakuan tersebut mensyaratkan guru harus memiliki kualitas yang memadai. Tidak hanya pada tataran normatif saja namun mampu mengembangkan kompetensi yang dimiliki, baik kompetensi personal, professional, maupun kemasyarakatan dalam selubung aktualisasi kebijakan pendidikan.
            Hal tersebut lantaran guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya pada tataran institusional dan eksperiensial, sehingga upaya meningkatkan mutu pendidikan harus dimulai dari aspek "guru" dan tenaga kependidikan lainnya yang menyangkut kualitas keprofesionalannya maupun kesejahteraan dalam satu manajemen pendidikan yang professional.



BAB II
PERMASALAHAN

            Dari pendahuluan di atas jelas menyiratkan pentingnya supervisi khususnya kepada guru-guru. Salah satu poin penting dari supervisi adalah metode atau teknik- teknik supervisi. Keberhasilan pelaksanaan supervisi tergantung pada aspek ini. Untuk itulah, setiap supervisor perlu menguasai teknik supervisi sesuai kondisi yang ada pada saat proses supervisi.  Penggunaan teknik-teknik supervisi tergantung dari banyak hal misalnya : dari masalah, dari tempat dan waktunya, dari orang yang kita hadapi, baik jumlahnya muaupun sifatnya.
            Kalau yang kita hadapi hanya seorang, dapatlah kita mengadakan komunikasi langsung, dengan wawancara, dengan perundingan, dengan cara hati ke hati, tergantung dari masalah yang kita hadapi dan sifat orang yang kita bimbing itu. Kalau masalahnya mengenai metode mengajar dan mengenai hasil belajar anak-anak-anak, dapatlah kita mengadakan kunjungan kelas (class-visit) kepda guru yang kita bimbing pada waktu  mengajar.  Adapun teknik-teknik supervisi yang lazim dan secara teratur dapat dilakukan oleh setiap supervisor ialah: rapat sekolah, kunjungan kelas, musyawarah atau pertemuan perseorangan. 
            Untuk mempermudah supervisor dalam pelaksanaan kegiatan supervisi diperlukan teknik-teknik supervisi. Untuk itu berikut ini akan diuraikan beberapa teknik supervisi.









BAB III
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Supervisi  
          Menurut P. Adams dan Frank G. Dickey: Supervisi adalah suatu program yang memperbaiki pengajaran. (Supervision is a planned program for the improvement of instruction). Dalam dictionary of education, Good Carter memberikan definisi sebagai berikut: “Supervisi adalah segala usaha dari petugas petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas pendidikan lainnya dalam memperbaiki pengajaran, termasuk memperkembangkan pertumbuhan guru-guru, menyelesaikan dan merevisi tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran dan metode mengajar dan penilaian pengajaran. 
          Menurut Alexander dan Saylor: “Supervisi adalah  suatu program inservice education dan usaha memperkembangkan kelompok (group) secara bersama.  Menurut Boardman: “Supervisi adalah suatu usaha menstimulir, mengkoordinir dan membimbing secara kontinu pertumbuhan guru-guru sekolah, baik secara individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti, dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pegnajarna, sehingga dengan demikian mereka mampu dan lebih cakap berpartisipasi dalam masyarakat demokrasi modern. Menurut Mc. Nurney meninjau suervisi sebagai suatu process penilaian mengatakan: supervisi adalah prosedure memberi arah serta mengadakan penilaian secara kritis terhadap proses pengajaran. H. Burton & Leo J. Bruckner: Supervisi adalah suatu teknik pelayanan yang tujuan utamanya mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.

B.     Teknik-Teknik Supervisi
          Ada sejumlah teknik supervisi yang dikemukakan oleh para ahli sesuai dengan sudut pandang dan latar belakang keilmuan mereka. Teknik-teknik supervisi nantinya diharapkan mampu memiliki dampak positif terhadap terbentuknya sikap dan kemampuan/kinerja guru. Supervisi sebagai kegiatan pembinaan guru dapat dilakukan melalui teknik secara individual, mencakup supervisor mengamati kegiatan belajar mengajar yang sedang berlangsung (classroom observasion), eksperimentasi kelas (class experiment), guru mengunjungi guru lain saat pembelajaran berlangsung (class intervisitation), supervisor melakukan percakapan pribadi dengan guru (individual conferency), seleksi mata pelajaran (selected of materials for teaching), dan evaluasi diri (self evaluation).
          Jadi secara umum teknik supervisi dapat digolongkan dua kelompok yaitu:
a.      Teknik-teknik yang bersifat kelompok
                Teknik yang digunakan oleh supervisor terhadap guru dalam suatu kelompok (Sahertian Piet dan Frans Mataheru, 1981).
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan pada teknik kelompok antara lain:
a.       Mengadakan pertemuan atau rapat (meeting), Seorang supervisor menjalankan tugasnya berdasarkan rencana yang telah disusun. Termsuk mengadakan rapat-rapat secara periodik dengan guru-guru, dalam hal ini rapat-rapat yang diadakan dalam rangka kegiatan supervisi.
b.      Mengadakan diskusi kelompok (group discussions), Diskusi kelompok dapat diadakan dengan membentuk kelompok-kelompok guru bidang studi sejenis. Di dalam setiap diskusi, supervisor atau supervisor memberikan pengarahan, bimbingan, nasihat-nasihat dan saran-saran yang diperlukan.
c.   Mengadakan penataran-penataran (inservice-training), Teknik ini dilakukan melalui penataran-penataran, misalnya penataran untuk guru bidang studi tertentu. Mengingat bahwa penataran pada umumnya diselenggarakan oleh pusat atau wilayah, maka tugas supervisor adalah mengelola dan membimbing pelaksanaan tindak lanjut (follow-up) dari hasil penataran. 
b.      Teknik-teknik yang bersifat individual
          Yang dimaksud teknik individual ialah supervisi yang dilakukan secara perseorangan, beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain:
a.       Mengadakan kunjungan kelas (classroom visitation)
                Supervisor datang ke kelas untuk mengobservasi bagaimana guru mengajar. Dengan kata lain, untuk melihat apa kekurangan atau kelemahan yang sekirannya perlu diperbaiki.
                Supervisor meneliti suasana kelas selama pelajaran berlangsung, agar memperoleh data yang obyektif agar dapat digunakan untuk menganalisis kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru dalam pelaksanaan tugas mengajarnya, baik dalam hal kegiatan guru dan siswa, penggunaan alat dan bahan pelajaran, sikap dan penampilan guru dalam penggunaan metode, dan lingkungan sosial dan fisik sekolah, maupun penunjang lainnya (Sahertian Piet A dan Frans Mataheru, 1981 dalam Rifai, 1982)
                Dengan teknik ini seorang observer (dalam hal ini tenaga pengawas/kepala sekolah) meninjau, mengamati, memperhatikan dan mencatat data dan fakta baik kuantitatif maupun kualitatif yang berkaitan secara langsung maupun tidak dengan PBM di kelas. Melakukan pengamatan atau observasi memiliki makna tidak sekedar melihat atau mengamati aktivitas guru, melainkan lebih dari itu, yaitu dengan cara melibatkan semua indera, logika, strategi, dan instrumen yang telah divalidasi (Neagley and Evans, 1985).
                Hal-hal yang perlu dicatat oleh supervisor adalah: a) suasana kelas, b) cara memulai dan menutup pelajaran, c) kecocokan metode yang dipakai dengan materi pelajaran, d) penggunaan media pendidikan, e) cara mengaktifkan siswa, f) tugas berstruktur yang diberikan untuk menumbuhkan hasil pengirim, g) perkembangan para siswa dari segi afeksi, h) pemahan siswa dari segi kognisi, i) dan kemampuan siswa dalam segi psikomotor. Oleh karena itu waktu yang diperlukan oleh supervisor untuk mengobservasi dalam suatu pertemuan dibutuhkan satu sampai dengan tiga jam berturut-turut (Made Pidarta, 1999).
                Hal terpenting lainnya mengapa teknik supervisi observasi kelas dipilih untuk mensupervisi guru adalah: a) yang diamati keseluruhan proses belajar mengajar dalam satu pertemuan, dan bukan sampel-sampel PBM yang diinginkan, b) untuk mengetahui aktivitas belajar mengajar secara keseluruhan, bukan untuk mengetahui aktivitas-aktivitas khusus, c) supervisor tidak boleh berpartisipasi dalam PBM, d) dilakukan pada waktu pelajaran berlangsung.
                Kunjungan kelas terdiri dari 3 macam yaitu kunjungan supervisor tanpa pemberitahuan kepada guru sebelumnya, kunjungan kelas dengan memberitahukan kepada guru sebelumnya, dan kunjungan atas dasar permintaan guru kepada supervisor
                Adapun tahapan dari pelaksanaan supervisi observasi kelas adalah:
1)      Tahap Perencanaan observasi
          Agar observasi kelas mencapai hasil yang optimal, supervisor harus mampu merencanakan observasi kelas, mampu merumuskan prosedur-prosedur yang harus dilakukan, mampu menyusun format observasi mampu berunding dan bekerjasama dengan guru, dapat merekam informasi tentang unjuk kerja guru dengan menggunakan format instrumen observasi, mampu mengumpulkan hasil observasi kelas untuk keperluan melakukan langkah-langkah tindak lanjut (Depdikbud, 1986). Jenis atau ragam observasi juga sebaiknya direncanakan sejak awal apakah sistem dadakan, terjadual, atau permintaan, karena hal ini berpengaruh terhadap instrumen yang dipakai.
2)      Tahap Pelaksanaan observasi
          Langkah penting yang pertama ditempuh oleh supervisor adalah penciptaan pra kondisi observasi. Langkah ini ditujukan dengan penciptaan suasana kerja yang akrab antara supervisor dengan guru, pengenalan latar belakang guru, pengenalan latar belakang murid, atau hal-hal serupa lainnya. Langkah ini ditempuh guna menciptakan situasi yang kondusif bagi pelaksanaan observasi yang efektif dan efisien sehingga data-fakta yang terkumpul mencerminkan keadaan yang sebenarnya.
          Dalam melaksanakan observasi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan (Nurtain, 1989), yaitu: 1) kelengkapan catatan, 2) fokus, 3) mencatat komentar, 4) Pola perilaku mengajar tertentu, dan 5) membuat guru tidak merasa gelisah.
3)      Tahap Tindak Lanjut
Langkah penting pada tahap ini adalah mengolah semua data dan fakta yang telah terkumpul melalui instrumen, sehingga siap disajikan untuk dianalisis dan atau didokumentasikan. Kegiatan pengolahan data-fakta sampai siap disajikan, dianalisis, dan akhirnya menjadi bahan penting pengambilan kebijakan dan atau didokumentasikan, merupakan langkah penting dan menjadi bagian integral dari keseluruhan kegiatan observasi.
            Pada teknik individual seperti dengan melakukan kunjungan dan observasi kelas, pada beberapa pendapat sering dipandang sebagai salah satu kegiatan yang menyebabkan prediksi yang berbeda terutama di kalangan guru serta supervisor yang diamati oleh pengawas satuan pendidikan, walaupun pada prinsipnya kunjungan kelas merupakan perekaman informasi akurat yang datang secara langsung dari sumber belajar seperti guru dan peserta didik.
            Sisi lain yang juga harus dikembangkan dalam kunjungan kelas atau observasi adalah menghilangkan adanya kesan atasan dan bawahan, sebab kesan ini akan menimbulkan kesan negatif baik bagi yang melaksanakan observasi ataupun yang diobservasi itu sendiri, akan tetapi hubungan yang harus dikembangkan adalah atas dasar kerjasama dan profesionalisme antara guru, supervisor dan supevisor itu sendiri.
            Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah bahwa observasi kelas hendaknya dilakukan dengan memakai instrumen yang telah disepakati sebelumnya oleh kedua belah pihak dengan sebelumnya melakukan pertemuan pribadi atau paling tidak diberitahukan terlebih dahulu kisi-kisi yang akan diujikan di lapangan oleh supervisor.
            Hariwung (1989) menyebutkan bahwa tujuan yang dikehendaki dalam observasi kelas antara lain adalah untuk:
·         Mempelajari material yang dipelajari oleh siswa, validitasnya terhadap tujuan pendidikan, faedah, minat, serta nilainya untuk siswa.
·         Mempelajari usaha-usaha guru untuk mendorong dan menuntun siswa untuk belajar, prinsip-prinsip yang dipergunakan dan aplikasinya dalam materi umum dan materi khusus bagi siswa dalam belajar
·         Mempelajari usaha-usaha yang dipergunakan dalam menemukan, mendiagnosa, serta memperbaiki kesulitan-kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa
·         Mempelajari usaha-usaha yang dipakai untuk menilai hasil belajar, sifat dan alat metode pengukuran serta hubungannya dengan tujuan dari situasi belajar-mengajar, namun bukan mencatat kesalahan-kesalahan guru-guru guna tujuan-tujuan lain.
            Dalam tataran teoritik, observasi kelas sudah lama diperkenalkan di kalangan pendidikan seperti yang dikemukakan oleh Charles W Boardman bahwa kunjungan kelas memiliki kemampuan sangat besar dan dapat menunjang perbaikan-perbaikan pembelajaran secara langsung, bahkan dapat diamati pula jika kedapatan metode serta proses pembelajaran yang kurang memadai dilakukan oleh seorang guru, maka hal ini akan diperbaiki secara langsung tentunya mempergunakan prosedur perbaikan pembelajaran secara proporsional dan profesional.
            Walaupun pada tataran praktik, metode kunjungan kelas atau observasi kelajiman guru memiliki prediksi dan penilaian yang kurang baik, bahkan tidak sedikit guru yang memberikan permusuhan, terlebih dengan perilaku observer yang kurang menghargai, walaupun sebenarnya dalam hal ini terjadi tarik menarik yang kurang didasarkan atas prinsip dan prosedur pengawasan mutu pendidikan yang berpatokan pada standar mutu.
            Pada prinsip umumnya kunjungan kelas di lakukan dengan tiga kegiatan, yakni kunjungan atas permintaan dan undangan dari guru, kunjungan yang diberitahukan oleh supervisor dan kunjungan mendadak (sidak) yang memang dilaksanakan oleh supervisor sebagai bagian dari tugas dia sebagai pengawas mutu pendidikan.
b.      Mengadakan kunjungan observasi (observation visits), Guru-guru ditugaskan untuk mengamati seorang guru yang sedang mendemonstrasikan cara-cara mengajar suatu mata pelajaran tertentu. Kunjungan observasi dapat dilakukan di sekolah sendiri atau dengan mengadakan kunjungan ke sekolah lain.
c.       Membimbing guru tentang cara-cara mempelajari pribadi siswa atau mengatasi problema yang dialami siswa.
c.       Membimbing guru dalam hal yang berhubungan dengan pelaksanaan kurikulum sekolah, antara lain: menyusun program semester, membuat program satuan pelajaran, mengorganisasi kegiatan pengelolaan kelas, melaksanakan teknik-teknik evaluasi pembelajaran, menggunakan media dan sumber dalam proses belajar mengajar, dan mengorganisasi kegiatan siswa dalam bidang ekstrakurikuler.



               
        Dengan demikian teknik supervisi sangat penting untuk dikuasai oleh supervisor, tanpa penguasaan teknik dalam pelaksanaanya tidak akan berjalan baik. Dengan demikian seorang supervisor tidak akan efektif kegiatan supervisinya sebelum menguasai teknik dalam bidang supervisi. Teknik supervisi akan lebih memudahkan pencapaian sasaran-sasaran dari tujuan yang telah ditetapkan, oleh sebab itu penerapan teknik dari supervisi merupakan wujud dari kemajuan sekolah untuk berkembang.















BAB IV
PENUTUP

A.    SIMPULAN
1.      Pengaruh perubahan mendorong para guru terus meningkatkan kemampuan menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam aktifitas pembelajarannya.
2.      Dalam upaya mendorong peningkatan kualitas guru, peran supervisor sangat berarti dengan kapasitasnya sebagai pembina, pembimbing dan pengontrol.
3.      Secara umum teknik supervisi terdiri dari teknik kelompok dan teknik individual.
B.     Saran-saran
1.      Kemampuan supervisor dalam melakukan supervisi juga harus selalu ditingkatkan. Salah satunya harus mengetahui teknik-teknik supervisi yang baik.
2.      Dalam melakukan sepurvisi, supervisor hendaknya dapat emilih teknik supervisi sesuai kondisi yang ada.











DAFTAR PUSTAKA
--------------. 1996. Pedoman Kerja Pelaksanaan Supervisi, Jakarta: Depdikbud
---------------. 2003. Pedoman Supervisi Pengajaran. Jakarta: Ditjen Dikdasmen.
Pasal 39 dan 41 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Pidarta, Made. 1992. Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Purwanto, Ngalim.2003. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya
Rosadi, Didi. 2001. Disain Implementasi Program Pengawas Pendidikan Agama Islam (PAI), ____,____

Tidak ada komentar:

Posting Komentar