Selasa, 19 Juni 2012

ULUMUL HADITS : Hadits Qudsy dan Permasalahannya


HADITS QUDSY DAN PERMASALAHANNYA
OLEH : M. ANSHARI
A.    Pengertian Hadits Qudsy
            Rasulullah SAW kadang menyampaikan kepada para sahabat nasehat–nasehat dalam bentuk wahyu, Akan tetapi wahyu tersebut bukanlah bagian dari ayat Al Qur’an. Itulah yang bisa disebut Hadits qudsi atau sering disebut dengan Hadits Ilahy atau Hadits Rabbany[1]  
Secara terminologi hadis qudsi adalah :
هومانقل اليناعن النبي صل الله عليه وسلم مع اسناده اياه الى ربه عزوجل
Yaitu hadis yang diriwayatkan kepada kita dari Nabi SAW yang disandarkan oleh beliau kepada Allah SWT.[2]
Atau :
كل حديث يضيف فيه الرسول صل الله عليه وسلم قولا الى الله عزوجل.
Setiap hadis yang disandarkan Rasulullah SAW perkataannya kepada Allah Azza wa Jalla[3]
            Secara bahasa ( etimologi ) ,kata Al Qudsi adlah nisbah , atau sesuatu dihubungkan ,kepada Al Quds,yang artinya “ suci “. Dengan demikian .hadits Al Qudsi berarti hadits yang dihubungkan kepada zat yang Quds, Maha suci ,yaitu Allah SWT[4]. Senada dengan itu terdapat dalam buku  Pokok Ilmu Dirayah Hadits oleh Prof.DR.T.M. Hasbi Ashidqy bahwa hadits dinisbahkan kepada quds bermakna thaharah ( kebersihan dan kesucian)[5]      
            Definisi tersebut menjelaskan bahwa hadist Qudsi itu adalah perkataan yang bersumber dari Rasulullah SAW, namun disandarkan beliau kepada Allah SWT. Akan tetapi, meskipun itu perkataan atau firman Allah, hadis Qudsi bukanlah al-Quran.
B.     Bilangan Hadits Qudsy
Di antara ulama ada yang menyatakan ,bahwa jumlah hadits qudsi ada sekitar 100 buah, 200 buah dan bahkan lebih. Menurut Al Allamah Syihabuddin Ibnu Hajar  Al Haitami dalam “ kitab Syarah Arba’in Al Nawawiyah[6], jumlah hadits qudsi termasuk banyak sekali yaitu berjumlah lebih dari 100 hadits dan sebagian Ulama , mengoleksinya kedalam sebuah karya berformat besar[7].
C.     Perbedaan Hadits Qudsy dengan al-Qur’an
              Hadits qudsi bukan Al Qur’an , tentu keduanya berbeda sekali. Tetapi hadits qudsi bukan hadits biasa , melainkan hadits yang isinya Firman Allah Swt . Maka kalau pertanyaanya, mengapa harus ada hadits qudsi padahal sudah ada Al-Qur’an, maka sesungguhnya pertanyaan itu sama dengan pertanyaan : Mengapa harus ada hadits padahal sudah ada Al Qur’an  jawaban tentu juga jelas ,yaitu kerana Al Qur’an saja tidak cukup untuk menjelaskan semua kemauan Allah AWT kepada Manusia. Sebab Al Qur’an  sangat terbatas jumlah nya , padahal akan dihafal oleh banyak Orang  dan membacanya merupakan ibadah , Kalau semua hal –hal kecil harus masuk kedalam Al Qur’an, .maka Al-Qur’an   tebalnya bisa mengalahkan  ensiklopedi.
                Lalu siapa yang akan baca Al Qur’an . Kapan khatamanya .maka dibutuhkan firman Allah SWT yang bukan dalam format Al Qur’an , tetapi tetap beda dengan umumnya hadits . Sebab materinya adalah firman Al lah SWT . Ada bebarapa perbedaan antara Al Qur’an dengan hadits qudsi yang terpanting  diantara nya ialah :[8]
1) Al-Quran lafaz dan maknanya berasal dari Allah SWT. Sedangkan hadis Qudsi maknanya berasal dari Allah SWT, sementara lafaznya dari Rasulullah SAW
2) Al-Quran hukum membacanya adalah ibadah, sedangkan hadis Qudsi membacanya tidak dihukumi ibadah
3) Periwayatan dan keberadaan al-Quran disyaratkan harus mutawatir, sementra hadis Qudsi periwayatannya tidak disyaratkan mutawatir
4) Al-Quran adalah mukjizat dan terpelihara dari terjadinya perubahan dan pertukaran serta tidak boleh diriwayatkan secara makna. Sedangkan hadis Qudsi bukanlah mukjizat, dan lafaz serta susunan kalimatnya bisa saja berubah, karena dimungkinkan untuk diriwayatkan secara makna
5)  Al-Quran dibaca di dalam shalat sedangkan hadis qudsi tidak
D.    Perbedaan antara Hadis Qudsi dengan Hadis Nabawi
Bahwa Hadits Qudsy, nisbahnyakepada Allah SWT, dan Rasul  berfungsi sebagai yang meriwayatkan dari Allah SWT. Sedangkan Hadits Nabi, nisbahnya kepada Nabi SAW dan sekaligus periwayatnnya adalah dari beliau sendiri[9]. Meskipun semuanya bersumber dari wahyu Allah, beliau tidak menyabdakan selain yang benar. Allah SWT berfirman:
$tBur ß,ÏÜZtƒ Ç`tã #uqolù;$# ÇÌÈ  
Dan Tiadalah yang diucapkannya itu  menurut kemauan hawa nafsunya.(an-Najm:3)[10]
                        Berdasarkan pengertian dan criteria yang dimiliki hadis Qudsi, terdapat perbedaan antara hadis Qudsi dan hadis Nabawi, yaitu :[11]
Bahwa Hadis Qudsi, nisbah atau pebangsaannya adalah kepada Allah SWT, dan Rasulullah berfungsi sebagai yang menceritakan atau meriwayatkannya dari Allah SWT. Oleh karena itu, dihubungkanlah hadis tersebut dengan al-Quds (maka dinamai Hadis Qudsi), atau dengan al-Ila (maka dinamai Hadis Ilahi)
Sedangkan Hadis Nabawi, nisbah atau pebangsaannya adalah kepada Nabi SAW dan sekaligus peiwayatannya adalah dari beliau.
عن أبي ذ ررضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم فيما روي عن الله تبا رك وتعا لى انه
قال : ياعبادي اني حرمت الظلم على نفسي و جعلته بينكم محرما فلا تظالموا.
Dari Abi Dzar r.a, dari Nabi SAW menurut apa yang diriwaytkan beliau dari Allah SWT, bahwasanya Dia berfirman ," wahai hamba-Ku, sesungguhnya Aku mengharapkan berbuat aniyaya atas diri-Ku dan Aku jadikan kezaliman itu diantar kamu sebagai perbuatan yang haram, maka oleh karena itu jangan lah kamu saling berbuat aniaya.
E.     Lafadz-lafadz hadis Qudsi
Didalam meriwayatkan hadis Qudsi, ada dua lafaz yang digunakan, yaitu :[12]
قال رسول الله صلي الله عليه وسلم فيما يرويه عن ربه عز وجل.
Bersabda Rasulullah SAW menurut apa yang diriwayatkan beliau dari Allah SWT
قال الله تعالي , فيما رواه عنه رسول الله صلي الله عليه وسلم .
Berfirman Allah SWT menurut yang diriwayatkan dari padaNya oleh Rasulullah SAW
F.     Kitab  yang memuat hadits Qudsy
Diantara kitab yang paling masyhur mengenai Hadîts Qudsiy adalah kitab
الاتحافات السنية بالأحاديث القدسية (al-Ithâfât as-Saniyyah Bi al-Ahâdîts al-Qudsiyyah) karya 'Abdur Ra`uf al-Munawiy.
Di dalam buku ini terkoleksi 272 buah hadits.
Adapun yang telah diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia adalah :
1. Terjamahan “ Al haditsul Qudsiyah “ oleh H.Salim Bahreisy,yakni terjamahan dari    kitab yang disusun oleh Al Munawy diatas.

2.  “Hadits Qudsiy” ,susunan K.H.M. Ali Usman , dan kawan – kawan[13]. dan terakhir dalam buku kelangkapan Hadits Qudsi oleh lembaga Al Qur’an dan al Hadits Mejalis Tinggi Urusan Agama Islam kementerian wakaf Mesir terkutib kitab ini memuat sekitar 400 buah hadits , termasuk yang berulang tetapi berbeda riwayatnya atau berbeda shahabi yang meriwayatkannya dari Nabi Saw[14].
G.    Beberapa Contoh Hadits Qudsy
Berikut beberapa contoh Hadits Qudsy :            [15]
Hadits yang diriwayatkan Imam Muslim di dalam kitab Shahîh-nya dari Abu Dzarr radliyallâhu 'anhu dari Nabi Shallallâhu 'alaihi Wa Sallam pada apa yang diriwayatkan beliau dari Allah Ta'ala bahwasanya Dia berfirman,

يَا عِبَادِي إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِي وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلاَ تَظَالَمُوْ
"Wahai para hamba-Ku, sesungguhnya Aku telah mengharamkan perbuatan zhalim atas diri-Ku dan menjadikannya diantara kamu diharamkan, maka janganlah kamu saling menzhalimi (satu sama lain)." (HR.Muslim)
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : “Rasulullah saw. bersabda : “Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : “Aku adalah penyekutu yang paling tidak membutuhkan sekutu, barang siapa yang beramal suatu amal di dalamnya ia mensekutukan kepada selain Ku, maka Aku meninggalkannya dan sekutunya”. (Hadits ditakhrij oleh Muslim).
Dari Ibnu Abbas ra. dari Nabi saw bersabda dalam apa yang diriwayatkan dari Tuhan Yang Maha Mulia dan Maha Besar : “Sesungguhnya Allah mencatat kebaikan-kebaikan dan keburukan-keburukan”. Kemudian Beliau menjelaskan hal itu : “Barang siapa yang bermaksud kebaikan namun tidak mengamalkannya maka Allah mencatat di sisiNya sebagai kebaikan yang sempurna untuknya. Jika ia bermaksud baik lalu mengamalkannya maka Allah mencatat di sisiNya sepuluh kebaikan sampai tujuh ratus lipat sampai banyak. Barang siapa yang bermaksud buruk namun tidak mengamalkannya maka Allah mencatat di sisi-Nya suatu kebaikan yang sempurna. Jika ia bermaksud buruk lalu mengamalkannya maka Allah mencatatnya sebagai satu keburukan”. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).


H.    Simpulan
1.      Hadis Qudsi itu adalah perkataan yang bersumber dari Rasulullah SAW, namun disandarkan beliau kepada Allah SWT. Akan tetapi, meskipun itu perkataan atau firman Allah
2.      Hadis Qudsi bukanlah al-Quran. Tapi hadits qudsy juga buan hadits biasa, melainkan hadits yang isinya merupakan firman Allah SWT.
3.      Hadits Nabawi Nisbatnya kepada Nabi dan sekaligus periwayatnnya adalah berasal dari beliau sendiri.

            Semoga Allah SWT  mengaruniakan hidayah kepada kita bersama untuk dapat terus menuntut ilmu dan mengamalkannya.



                                                  







DAFTAR PUSTAKA
http:// e-kuliah.com /ulumul hadits/diakses senin 26 Oktober 2009pukul 22.03wita
http://m-tri.com/himpunan hadits qudsy diakses ahad, 6 Niember 2009

Imam al-Ghazali, Peringatan-peringatan Nabi dalam Hadits Qudsy ( Yogyakarta, Mitra Usaha, 2007

Lembaga Al-Qur’an dan al-Hadits Majelis Tinggi Urusan Agama Islam Kementrian Wafaq Mesir, ( Kelengkapan Hadits Qudsy ( Al-Haditsul Qudsiyyah), Penerjemah Drs Muhammad Zuhri, ) Semarang:CV Toha Putera, 1982

Nawer Yuslem, MA, Ulumul Hadits Jakarta: PT Mutiara Sumber Widya, 1998
M. Syuhudi Ismail,  Pengantar Ilmu Hadits) Bandung:Angkasa,1991
M. Ajjaj, al-Khatib,  Pokok-pokok Ilmu Hadits, penerjamah, H. M. Qodirun Nur Ahmad Mahmud Thahhan, Tafsiru Musthalahil Hadist,  Surabaya : CV Al- Ihsan,-
Musyafiq, (Jakarta:Gaya Media Pratama), 1998
Suparta Munzier, Ilmu Hadits (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2002
T.M Hasbi Ash-Shiddieqy, Pokok-pokok ilu Hadits Jilid 1  Jakarta:Bulan bintang  1976



[1] Suparta, Munzier, Ilmu Hadits (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2002). Ed.3, cet Ke-3, h. 16
[2] Nawer Yuslem, MA, Ulumul Hadits(Jakarta: PT Mutiara Sumber Widya, 1998, h.278-279
[3] Ibid, h.279
[4] Mahmud Thahhan, Tafsiru Musthalahil Hadits( Surabaya : CV Al- Ihsan) h. 123
[5] Ash-Shiddieqy, T.M Hasbi, Pokok-pokok ilu Hadits Jilid 1 ( Jakarta:Bulan bintang ) Cet Ke.4, h. 346
[6] Suparta, Munzier, op.cit h. 17.
[7] M. Ajjaj, al-Khatib,  Pokok-pokok Ilmu Hadits, penerjamah, H. M. Qodirun Nur Ahmad Musyafiq, (Jakarta:Gaya Media Pratama), 1998, h. 9
[9] Nawer Yuslem, Op.cit, h. 281
[10] M. Ajjaj, al-Khatib, op.cit h.10
[12] http:// e-kuliah.com /ulumul hadits/diakses senin 26 Oktober 2009pukul 22.03wita
[13] M. Syuhudi Ismail,  Pengantar Ilmu Hadits) Bandung:Angkasa,1991) h.25
[14] Lembaga Al-Qur’an dan al-Hadits Majelis Tinggi Urusan Agama Islam Kementrian Wafaq Mesir, ( Kelengkapan Hadits Qudsy ( Al-Haditsul Qudsiyyah), Penerjemah Drs Muhammad Zuhri, ) Semarang:CV Toha Putera, 1982) h.2
[15] http://m-tri.com/himpunan hadits qudsy daiakses ahad, 6 November 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar