Kamis, 13 Juni 2013

PELAKSANAAN PROSES BELAJAR MENGAJAR

Pengertian Pelaksanaan Proses Belajar
Mengajar
Proses pembelajaran merupakan suatu
kegiatan intraksi antara guru dan murid
dimana akan diakhiri dengan proses
evaluasi hasil belajar ( dimyati dan
mudjiono, 2006 : 3 ). Proses pembelajaran
juga diartikan sebagai suatu proses
terjadinya intraksi antara pelajar, pengajar
dalam upaya mencapai tujuan
pembelajaran, yang berlangsung dalam
suatu lokasi tertentu dalam jangka satuan
waktu tertentu pula ( hamalik, 2006 : 162 ).
Berdasarkan pendapat kedua ahli tersebut
di atas maka dapat disimpulkan bahwa
proses pembelajaran sebagai suatu proses
intraksi antara guru dan murid dimana akan
dikhiri dengan proses evaluasi hasil belajar
dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran
yang berlangsung dalam suatu lokasi dan
jangka waktu tertentu.
Komponen-Komponen Proses Belajar
Mengajar
Menurut Adrian ( 2000 : 25 ) dalam
artikelnya yang berjudul “metode mengajar
berdasarkan tipologi belajar siswa”,
menjelaskan kegiatan belajar mengajar
melibatkan beberapa komponen yaitu guru
(pendidik), peserta didik, tujuan
pembelajaran, isi pembelajaran, metode
mengajar, media dan evaluasi
pembelajaran.
1. Guru ( Pendidik )
Sebagai dijelaskan oleh H.A.R Tilaar yang
dikutip oleh Suyanto ( 2001 : 31 ),
memberikan empat ciri utama agar seorang
guru terkelompok dalam guru yang
professional, masing-masing itu adalah:
Memiliki kepribadian yang matang
dan berkembang ( mature and
developing personality ),
Mempunyai keterampilan
membangkitkan minat peserta didik,
Memiliki penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang kuat
dan
Sikap profesionalnya berkembang
secara bersinambungan.
Sedangkan menurut wardiman djojonegoro
yang dikutip oleh suyanto ( 2001 : 33 ).
Guru yang bermutu memiliki paling tidak
empat kreteria utama, yaitu :
Kemampuan profesional, meliputi
kemampuan intelegensi, sikap dan
prestasi kerja;
Upaya profesional adalah upaya
seorang guru untuk
mentranspormasikan kemampuan
professional yang dimilikinya kedalam
tindakan mendidik dan mengjar
secara nyata,
Waktu yang dicurahkan untuk
kegiatan professional, menunjukan
intensitas waktu dari seorang guru
yang dikonsentarsikan untuk tugas-
tugas profesinya; dan 4) kesesuaian
antara keahlian dan pekerjaan, disini
gur u dituntut untuk dapat
membelajarkan siswa secara tuntas,
benar dan berhasil.
Terkait dengan hal tersebut, maka fungsi
dan tugas guru dalam situasi pendidikan
dan pengajaran terjalin intraksi antara dan
guru. Intraksi ini sesungguhnya merupakan
intraksi antara dua kepribadian yaitu
kepribadian guru sebagai seorang dewasa
dan sedangkan berkembang mencari bentuk
kedewasaan.
Sehubungan dengan itu sukmadinata
( 2004 : 252 ) menjelaskan fungsi / tugas
seorang guru dalam proses pembelajaran
sebagai berikut :
1. Guru Sebagai Pendidik Dan Pengajar
Tugas utama sebagai pendidik adalah
membantu mendewasakan anak. Dewasa
secara psikologis, sosial, dan moral.
Dewasa secara psikologis berarti individu
telah bisa berdiri sendiri, tidak bergantung
pada orang lain serta sudah mampu
bertanggung jawab atas segala perbuatan
dan mampu bersikap obyektif. Dewasa
secara sosial berarti telah mampu menjalin
hubungan sosial dan kerja sama dengan
orang dewasa lainnya. Dewasa secara moral
yaitu telah memiliki seperangkat nilai yang
ia akui kebenarannya dan mampu berprilaku
sesuai dengan nilai-nilai yang menjadi
pegangannya.
Tugas utama guru sebagai pengajar adalah
membantu perkembangan intelektual,
afektif dan psikomotorik, melalui
penyampaian pengetahuan, pemecahan
masalah, latihan afektif dan keterampilan.
2. Guru Sebagai Pembimbing
Selain sebagai pendidik dan pengajar guru
juga sebagai pembimbing. Perkembangan
anak tidak selalu mulus dan lancar,
adakalanya lambat dan mungkin juga
berhenti sama sekali. Dalam kondisi dan
situasi seperti ini mereka perlu
mendapatkan bantuan dan bimbingan.
Sebagai upaya membantu anak mengatasi
kesulitan atau hambatan yang dihadapi
dalam perkembangannya.
Sebagai pembimbing, guru perlu memiliki
pemahaman yang seksama tentang para
siswanya, baik itu tentang segala potensi
dan kelemahannya, masalah dan kesulitan-
kesulitannya. Serta segala latar
belakangnya agar tercapai kondisi seperti
itu, guru perlu banyak mendekati siswa,
membina hubungan yang lebih dekat dan
akrap, melakukan pendekatan serta
mengadakan dialog-dialog secara langsung.
Selain fungsi seorang guru/ pendidik dalam
proses pembelajaran juga seorang guru
dituntu memiliki sifat dan sikap yang harus
dimiliki oleh seorang guru adlah sebagai
berikut :
Fleksibel, seorang guru adalah
seorang yang telah mempunyai
pegangan hidup, telah punya prinsip,
pendirian dan keyakinan sendiri, baik
dalam nilai-nilai maupun dalam ilmu
pengetahuan. Guru juga harus bisa
bertindak bijaksana, terhadap orang
yang tepat dalam situasi yang tepat.
Bersikap terbuka, seorang guru
hendaknya memiliki sifat terbuka baik
untuk menerima kedatangan siswa,
untuk diminta bantuan, juga untuk
mengoreksi diri.
Berdiri sendiri, seorang guru adlah
seorang yang telah dewasa, ia telah
sangup berdiri sendiri baik secara
intelektual, sosial maupun emosional.
Berdiri sendiri secara intelektual,
berarti ia memiliki pengetahuan yang
cukup untuk mengajar juga telah
memberikan pertimbangan-
pertimbangan rasional dan
mengambil suatu putusan atau
pemecahan masalah.
Peka, seorang guru harus peka atau
sensitif terhadap penampilan para
siswanya.
Tekun, pekerjaan seorang guru
membutuhkan ketekunan, baik
didalam memrsiapkam, melaksankan,
menilai maupun membina siswa
sebagai generasi penerus bagi
kehidupan yang akan datang,
Melihat kedepan, tugas guru adalah
membina siswa sebagai generasi
penerus bagi kehidupan yang akan
dating.
Menerima diri, seorang guru selain
bersikap realistis, ia juga harus
mampu menerima keadaan dan
kondisi dirinya ( sukmandinata, 2004 :
256-258 ).
Dalam undang-undang no 20 tahun 2003
tentang sistem pendidikan nasional,
seorang guru tidak hanya dituntut pengajar
yang bertugas menyampaikan materi
pelajaran tertentu, tetapi juga harus
berperan sebagai pendidik. Dimyati dan
mudjiono (2006 : 41 ) mengatakan tugas
seorang guru adalah mengajar. Dalam
kegiatan mengajar ini tentu saja tidak dapat
dilakukan sembarangan, tetapi harus harus
mengunakan teori-teori dan prinsip-prinsip
belajar, prisnsip-prinsip belajar sebagai
berikut :
Perhatian dan motivasi, perhatian dan
motivasi mempunyai peranan yang
sangat penting dalam kegiatan
belajar.
Keaktifan, anak memupunyai
dorongan untuk berbuat sesuatu
Ketertiban langsung / pengalaman,
belajar haruslah dilakukan sendiri
oleh siswa.
Pengulangan, melatih daya-daya jiwa
dan membentuk respon yang benar
dan bentuk kebiasaan-kebiasaan
Tantangan, dalam belajar siswa tentu
memiliki hambatan yaitu mepelajari
bahan belajar, maka timbulah motif
yang mengatasi hambatan itu dengan
belajar.
2. Peserta Didik
Dimyati dan Mudjiono ( 2006 : 22 ) dalam
bukunya belajar dan pembelajaran,
mendefenisikan peserta didik atau siswa
adalah subyek yang terlibat dalam kegiatan
belajar mengajar disekolah. Sedangkan
menurut Aminuddin Rasyad ( 2000 :105 ),
peserta didik (siswa) adalah seseorang atau
sekelompok orang yang bertindak sebagai
pelaku, pencari, penerima, dan penyimpan
isi pelajaran yang dibutuhkannya untuk
mencapai tujuan.
3. Tujuan Pembelajaran
Pada hakekatnya tujuan pembelajaran
adalah perubahan prilaku dan tingkah laku
yang positif dari peserta didik setelah
mengikuti kegiatan belajar mengajar,
seperti perubahan secara psikologis akan
tampil dalam tingkah laku ( over behavior )
yang dapat diamati melalui alat indra oleh
orang lain baik tutur kata, motorik, dan
gaya hidup.
4. Gaya Hidup
Untuk menjamin efektivitas pengembangan
kurikulum dan program pembelajaran, maka
kepala sekolah beserta guru-guru lainya
untuk menjabarkan isi kurikulum secara
lebih rinci dan oprasional kedalam program
tahunan, semesteran, dan bulanan. Adapun
program mingguan atau program satuan
pelajaran wajib di kembangkan guru
sebelum melakukan kegiatan belajar
mengajar. Berikut prinsip-prinsip yang harus
diperhatikan :
Tujuan yang dikehendaki harus jelas,
oprasional mudah terlihat, ketepatan
program-program yang dikembangkan
untuk mencapai tujuan.
Program ini harus sederhana atau
fleksibel.
Program-program yang disusun dan
dikembangkan harus sesuai dengan
tujuan yang telah diterapkan
Program yang dikembangkan harus
menyeluruh dan jelas pencapaiannya
Harus ada koordinasi antara kompone
pelaksana program disekolah
( Mulyasa, 2006 : 41 ).
5. Metode Mengajar
Metodologi mengajar dalam dunia
pendidikan perlu dimiliki oleh pendidik,
karena keberhasilan Proses Belajar
Mengajar (PBM) bergantung pada cara
mengajar gurunya. Jika cara mengajar
gurunya enak menurut siswa, maka siswa
akan tekun, rajin, antusias menerima
pelajaran yang diberikan, sehingga
diharapkan akan terjadi peribahan tingkah
laku pada siswa baik tutur katanya, sopan
santunnya, motorik dan gaya hidup.
6. Media
Pengajaran yang baik perlu ditunjang oleh
pengunaan media pengajaran. Berkenaan
dengan media pengajaran ada yang
mengartikan secara sempit, terbatas pada
alat bantu pengajaran atau alat peraga.
Tapi ada pula yang mengartikan secara luas
termasuk juga sumber-sumber belajar selain
buku, jurnal, adalah perpustakaan,
laboratorium, kebun sekolah, dan
sebagainya.
7. Evaluasi
Evaluasi dilakukan dalam rangka
pengendalian mutu pendidikan secara
nasional sampai bentuk akuntabilitas
penyelengaraan pendidikan kepada pihak-
pihak yang berkepentingan ( UU Sisdiknas
2003, pasal 57 ). Sedangkan evaluasi hasil
belajar peserta didik untuk membantu
aktivitas, kemajuan dan perbaikan hasil
belajar peserta didik secara
berkesinambungan ( pasal 58 ).
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Proses Belajar Mengajar
Pelaksanaan proses belajar mengajar
selayaknya berpegang pada apa yang
tergantung dalam perencanaan
pembelajaran. Selanjutnya diterbitkan oleh
Depdiknas ( 2004 : 6 ) tentang factor-faktor
yang mempengaruhi PBM tersebut antara
lain :
Factor guru, pada faktor ini yang perlu
mendapat perhatian adalah
keterampilan mengajar, metode yang
tepat dalam mengelola tahapan
pembelajaran. Didalam intraksi
belajar mengajar guru harus memiliki
keterampilan mengajar, mengelola
tahapan pembelajaran,
memanfaatkan metode, mengunakan
media dan mengalokasikan waktu
yang untuk mengkomunikasikan
tindakan mengajarnya demi
tercapainya tujuan pembelajaran di
sekolah.
Faktor siswa, siswa adalah subyek
yang belajar atau yang disebut
pembelajar. Pada faktor siswa yang
harus diperhatikan adalah
karakteristik umum maupun khusus,
karateristik umum dari siswa adalah
usia yang dikategorikan kedalam
Usia anak-anak yaitu usia pra
sekolah dasar ( 4- 11 tahun);
Usia sekolah lanjutan pertama
( 12-14 tahun ) atau usia
pubertas dari setiap siswa;
Usia sekolah lanjutan atas
( 15-17 tahun ) atau usia
mencari identitas diri. Adapun
karakteristik siswa secara
khusus dapat dilihat dapat
dilihat dari berbagai sudut
antara lain dari sudut lain, dari
sudut gaya belajar yang
mencakup belajar dengan
mengunakan visual,, dengan
cara mendengar (auditorial)
dan dengan cara bergerak atau
kinestetik ( Suprayekti, 2004 :
11 ),
Faktor kurikulum, kurikulum
merupakan pedoman bagi guru dan
siswa dalam mengkoordinasikan
tujuan dan isi pelajaran. Pada faktor
ini yang menjadi titik perhatian
adalah bagai mana merealialisasikan
komponen metode dengan evaluasi,
Faktor lingkungan, lingkungan
didalam intraksi belajar mengajar
merupakan konteks terjadinya
pengalaman belajar.
Hakekat Proses Belajar Mengajar
Dalam keseluruhan proses pendidikan ,
kegiatan belajar mengajar merupakan
kegiatan yang paling pokok. Hal ini berarti
bahwa berhasil atau tidaknya pencapaian
pendidikan banyak bergantung kepada
bagaimana proses belajar mengajar
dirancang dan dijalankan secara
professional.
Setiap kegiatan proses belajar mengajar
selalu melibatkan dua pelaku aktif, yaitu
guru dan siswa. Guru sebagai pengajar
merupakan pencipta kondisi belajar siswa
yang didesain secara sengaja, sistematis
dan bersikenbambungan. Sedangkan anak
sebagai subyek pembelajaran merupakan
pihak yang menikmati kondisi belajar yang
diciptakan guru. Perpaduan dari kedua
unsur manusiawi ini melahirkan intraksi
edukatif dengan memanfaatkan bahan ajar
sebagai mediumnya. Pada kegiatan belajar,
keduanya (guru-murid) saling
mempengaruhi dan member masukan.
Karna itulah kegiatan belajar mengajar
harus merupakan aktivitas yang hidup, sarat
nilai dan senantiasa memiliki tujuan.
Rumusan belajar mengajar tradisional selalu
menempatkan anak didik sebagai obyek
pembelajaran dan guru sebagai subyeknya.
Rumusan seperti ini membawa konsekuensi
terhadap kurang bermaknanya kedudukan
anak dalam proses pembelajaran,
sedangkan guru menjadi faktor yang
dominan dalam keseluruhan proses belajar
mengajar. Pelaksanaan Proses Belajar
Mengajar
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya dibawah
ini Ya !!
1 Response to "Pelaksanaan Proses
Belajar Mengajar, Pengertian,
komponen, Kakekat, dan Faktor"
thresia wahyuni December 24, 2012
at 3:22 PM
inovasi pendidikan perlu sosialisasi lebih
luas, untuk meningkatkan kualitas
pendidikan

Sumber: http://www.sarjanaku.com/2012/09/pelaksanaan-proses-belajar-mengajar.html?m=1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar