lorang-orang kafir dan munafik. Di
banyak tempat dikatakan bahwa kita
dapat melihat kebohongan dan
kemunafikan mereka dapat dilihat
melalui tanda-tandanya. Namun siapa
yang dapat mengira, apa yang
idsampaikan di dalam Al-Qur'an 15
abad yang lalu, telah di aplikasikan
dimasa sekarang sebagai metode untuk
mendeteksi kebohongan seseorang. Al-
Qur'an, dengan menggunakan bahasa
dan pemilihan kata yang mampu di
terima oleh orang-orang pada masa
diturunkannya dan tetap dapat diterima
dimasa sekarang serta dapat dibuktikan
kebenarannya oleh ilmu pengetahuan,
menjelaskan adanya lima metode yang
dapat dilakukan untuk mendeteksi
kebohongan seseorang.
Kelima metode tersebut adalah sebagai
berikut :
Polygraph - apa yang ada di dalam
dada
[11:5] Ingatlah, sesungguhnya (orang
munafik itu) memalingkan dada mereka
untuk menyembunyikan diri (innahum
yatsnuuna shuduurahum) daripadaNya .
Ingatlah, di waktu mereka menyelimuti
dirinya dengan kain, Allah mengetahui
apa yang mereka sembunyikan dan apa
yang mereka lahirkan, sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui segala isi hati
(innahu 'alimimun bidzaati l-suduuri).
Metode pertama yang diberitahukan
salah satunya terdapat dalam surah Hud
ayat 5 di atas, yaitu bagaimana orang-
orang munafik ketika menyembunyikan
kebohongan mereka di kiaskan dengan
"innahum yatsnuuna shuduurahum" --
"sesungguhkan mereka memalingkan
dada mereka". Hal ini diperjelas di akhir
ayat di atas dengan mengatakan
"innahu 'alimimun bidzaati l-shuduuri"
-- "sesungguhnya Dia Maha Mengetahui
apa yang ada di dalam dada". Jadi
metode pertama adalah dengan
melakukan pendeteksian di dalam dada.
Metode pendeteksian yang paling
populer yang ada saat ini adalah cara
pendeteksian dengan polygraph.
Pendeteksian dengan cara ini dengan
cara mendeteksi reaksi autonomik atau
sistem saraf periferal. Metode ini juga
mempertimbangkan laju respirasi
(pernafasan), tekanan darah, dilatasi
kapilar, detak jantung, dan juga
pergerakan otot. Sebagian besar dari
sistem peredaran, pernafasan dan
sistem saraf perferal di atur oleh organ-
orang dan saraf yang berada "di dalam
dada - bidzaati l-shuduuri". Di dalam
metode ini, orang yang akan di deteksi
kebohongannya akan di tempeli alat di
dada dan tangan mereka yang
kemudian akan menghasilkan data
polygraph untuk kemudian di baca oleh
ahli polygraph.
Di dalam postingan "Al-Qur'an
Menyatakan Jantung pun Berpikir"
menjelaskan bagaimana jantung pun
berpengaruh terhadap emosi dan
perasaan seseorang, dan bagaimana
jantung di juluki sebagai "little brain --
otak dengan ukuran kecil". Bersama-
sama dengan aktivitas paru-paru serta
sistem saraf periferal yang kesemuanya
berada di dalam dada, menjadi salah
satu metode yang paling populer untuk
mendeteksi kebohongan.
Facial analysis - tanda-tanda keingkaran
di wajah
[22:72] Dan apabila dibacakan di
hadapan mereka ayat-ayat Kami yang
terang, niscaya kamu melihat tanda-
tanda keingkaran pada muka orang-
orang yang kafir itu (ta'rifu fi wujuuhi
alladziina kafaruu l-munkara). Hampir-
hampir mereka menyerang orang-orang
yang membacakan ayat-ayat Kami di
hadapan mereka. Katakanlah: "Apakah
akan aku kabarkan kepadamu yang
lebih buruk daripada itu, yaitu
neraka?". Allah telah mengancamkannya
kepada orang-orang yang kafir. Dan
neraka itu adalah seburuk-buruknya
tempat kembali.
Allah dengan jelas mengatakan melalui
Al-Qur'an surah Al-Hajj ayat 72 di atas :
"ta'rifu fi wujuuhi alladziina kafaruu l-
munkara" -- "kamu akan mengenali
pada wajah orang-orang kafir itu
keingkaran". Tanda-tanda keingkaran
atau kebohongan menurut Al-Qur'an
dapat di lihat pada wajah seseorang.
Saat ini, salah satu metode untuk
mendeteksi kebohongan adalah melalui
analisa wajah, baik dengan cara
menganalisa mikro-ekspresi yang terjadi
dengan cara pengolahan citra terhadap
suatu video seseorang yang ingin di
deteksi kebohongannya, ataupun
dengan teknik Facial EMG
(electromyography), yaitu suatu teknik
mengukur aktivitas otot wajah dengan
cara mendeteksi dan memperkuat
impuls elektrik lemah yang dihasilkan
oleh jaringan otot wajah ketika
berkonstraksi.
Di ambil dari http://
discovermagazine.com/1999/jul/
liarliarfaceonfi1648, ilmuwan Marian
Stewart Bartlett meyakini bahwa jika
seseorang berbohong, hal tersebut akan
terlihat di wajahnya, namun karena
ekspresi nya begitu cepat, sehingga
sebagian orang tidak menyadari dan
melewatkannya. Ekspresi yang seperti
itu dinamakan mikro-ekspresi dan
menjadi dasar bagi penelitian Marian
Stewart Bartlett dan koleganya.
Mengutip dari web tersebut, dikatakan :
"Polygraph lie detectors are notoriously
unreliable: 10 percent of liars pass, and
20 percent of truth tellers fail. But the
real truth is written all over your face,
says cognitive scientist Marian Stewart
Bartlett, at the Institute for Neural
Computation in San Diego. Every
emotion a person feels elicits an
involuntary facial expression, but often
just for a split second. When someone
tries to cover those emotions, the
expression passes so quickly most
people miss it."
Ke-efektifan dari menganalisa mikro-
ekspresi ini pun di akui oleh berbagai
pihak lain, antara lain seperti terungkap
di dalam artikel http://
www.eurekalert.org/
pub_releases/2006-05/uab-
lie050506.php dengan judul "Lying is
exposed by micro-expressions we can't
control - Research into tiny muscle
movements proves useful in anti-terror
investigations"
Speech analysis - tanda-tanda dari
tekanan suara
[47:29] Atau apakah orang-orang yang
ada penyakit dalam hatinya mengira
bahwa Allah tidak akan menampakkan
kedengkian mereka?
[47:30] Dan kalau Kami menghendaki,
niscaya Kami tunjukkan mereka
kepadamu sehingga kamu benar-benar
dapat mengenal mereka dengan tanda-
tandanya. Dan kamu benar-benar akan
mengenal mereka dari kiasan-kiasan
perkataan mereka (lahni l-qawli) dan
Allah mengetahui perbuatan-perbuatan
kamu.
Kali iniAllah melalui Al-Qur'an surah
Muhammad ayat 29-30 di atas
menyatakan bahwa "lahni l-aqwli" juga
dapat digunakan sebagai tanda-tanda
kebohongan seseorang. "lahni l-qawli"
ini secara literal berarti "nada atau
tekanan suara". Sekali lagi, apa yang
diinformasikan Al-Qur'an 15 abad yang
lalu ini menjadi salah satu metode yang
digunakan saat ini untuk mendeteksi
kebohongan, terutama di dalam industri
Asuransi, karena keunggulan metode ini
adalah analisa kebohongan dapat
dilakukan tanpa perlu bertatap muka
langsung dengan orang yang ingin di
deteksi, misalnya melalui pembicaraan
telepon.
Dikutip dari web http://
www.parliament.uk/briefing-papers/
POST-PN-375 mengenai penerapan
metode analisa suara sebagai pendeteksi
kebohongan di Inggris, sebagai berikut :
Speech pattern and language analysis
have been used since the 1960s to
attempt to detect deception. Modern
approaches use computers to model
aspects of speech such as pitch,
frequency, intensity and micro tremors
and to detect minute variations in the
voice thought to signal lying. One
feature of voice analysis is that it can
be done over the telephone and thus
may be used covertly. The technology is
used in the banking and insurance
industries to assess the likelihood that
customers are telling the truth.
Computer programmes record
responses to control questions, look for
variations in speech when operators
probe claims with relevant questions to
detect possible deception, and assign
the caller a risk profile. The operator
can then take further action if
necessary.
Meskipun akurasinya saat ini tidak lebih
baik dari metode-metode pendeteksi
kebohongan yang lain, namun
penyempurnaan program penganalisa
suara ini di yakini mampu membawa
metode ini ke tingkat akurasi yang lebih
tinggi. Mitchell S. Sommers, Professor
Psikologi di Washington University in
St.Louis, di dalam web http://
news.wustl.edu/news/Pages/669.aspx,
menjelaskan mengenai kemungkinan
tersebut, dimana untuk saat ini, metode
ini cukup efektif diterapkan untuk
beberapa tingkat tekanan atau stress
dari orang yang ingin di deteksi
perkataannya. Dikatakan bahwa :
“Voice-stress analysis is fairly effective
in identifying certain variations in stress
levels in human speech, but high levels
of stress do not necessarily correlate
with deception,” Sommers said. “It may
someday be possible to refine voice-
stress analysis so that it is capable of
distinguishing among various sources of
stress and accurately identifying those
that are directly related to deception.
However, all the research that I’ve seen
thus far suggests that it’s wishful
thinking, at best, to suggest that current
voice-stress analysis systems are
capable or reliably detecting
deception.”
Eye tracking - mata yang khianat
[40:18] Berilah mereka peringatan
dengan hari yang dekat (hari kiamat,
yaitu) ketika hati (menyesak) sampai di
kerongkongan dengan menahan
kesedihan. Orang-orang yang lalim tidak
mempunyai teman setia seorang pun
dan tidak (pula) mempunyai seorang
pemberi syafaat yang diterima
syafaatnya.
[40:19] Dia mengetahui mata yang
khianat (khainata l-a'yuni) dan apa yang
disembunyikan oleh hati.
Kali ini, melalui surah Al-Mu'min/Ghafir
ayat 18-19 di atas, Allah
memberitahukan metode yang lain
untuk mendeteksi kebohongan dan
kemunafikan, yaitu "khainata l-a'yuni"
atau "mata yang khianat". Saat ini, suatu
teknologi yang dinamakan "eye-tracking
technology" -- "teknologi peneliti mata"
telah dikembangkan oleh sekelompok
ilmuwan dari University of Utah yang
digunakan sebagai salah satu alternative
bagi pendeteksian kebohongan dengan
metode polygraph.
Di jelaskan di dalam http://www.news-
medical.net/news/20100712/
Educational-psychologists-use-eye-
tracking-method-for-detecting-lies.aspx
bahwa metode ini mendeteksi dilatasi
pupil mata, lamanya response, waktu
pembacaan (reading) dan pembacaan
kembali (rereading) dan juga error-
error. Data-data ini di rekam untuk di
analisa selama orang yang ingin di
deteksi kebohongannya menjawab
pertanyaan benar atau salah di
komputer.
Metode ini memiliki beberapa
keuntungan dibandingkan metode
polygraph yaitu biaya yang lebih
rendah, waktu analisa yang seperlima
kali lebih cepat, orang yang ingin di
deteksi tidak perlu ditempeli alat
apapun dan tidak membutuhkan ahli
polygraph untuk memberikan test
kebohongan tersebut.
fMRI - Ubun-ubun yang pembohong
dan pendosa
Metode terakhir yang terdapat di dalam
Al-Qur'an yang di dapati penulis yaitu
sebagaimana yang telah di jelaskan di
dalam postingan sebelumnya "Struktur
Otak Manusia dalam Al-Qur'an",
dengan mendeteksi bagian otak sekitar
ubun-ubun, yaitu "prefontal lobe".
[96:13-16] Bagaimana pendapatmu jika
orang yang melarang itu mendustakan
dan berpaling? Tidakkah dia mengetahui
bahwa sesungguhnya Allah melihat
segala perbuatannya? Ketahuilah,
sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat
demikian) niscaya Kami tarik ubun-
ubunnya , (yaitu) ubun-ubun (orang)
yang mendustakan/berbohong lagi
durhaka/berdosa (naashiyatin
kaadzibatin khaathi-atin)
Dalam postingan sebelumnya dijelaskan
bagaimana Allah menyatakan secara
jelas tentang "naashiyatin kaadzibatin
khaathi-atin" yaitu ubun-ubun yang
pembohong lagi pendosa, dimana
"naashiyatin" ini mengacu kepada
prefontal lobe, yaitu bagian otak yang
terletak di bagian depan. tentu saja,
kata otak bagian depan apalagi
prefrontal lobe belum diketahui pada
masa ketika ayat ini diturunkan 15 abad
yang lalu, namun Allah menggunakan
kata-kata yang mampu diterima di masa
dahulu ketika ayat ini diturunkan dan
mampu dibuktikan kebenarannya di
masa sekarang oleh ilmu pengetahuan.
Suatu metode yang dikenal dengan
nama Functional Magnetic Resonance
Imaging (fMRI) digunakan saat ini
sebagai salah satu alternatif untuk
mendeteksi kebohongan. Dijelaskan di
dalam http://www.parliament.uk/
briefing-papers/POST-PN-375 bahwa
dalam kaitannya dengan mendeteksi
kebohongan, teknik ini menampilkan
penggunakan oksigen di dalam otak,
yang memungkinkan untuk
mengidentifikasi otak bagian mana yang
menggunakan oksigen lebih banyak
untuk kerja-kerja atau kegiatan tertentu.
Penelitian mengeni fMRI sebagai
pendeteksi kebohongan menunjukkan
hasil yang potensial. Sementara apabila
metode polygraph mendeteksi adanya
perubahan aktivitas di dalam sistem
saraf peripheral, fMRI memiliki potensi
untuk mendeteksi kebohongan langsung
dari "sumber"nya, yaitu dengan
mendeteksi adanya peningkatakan
aktivitas pada bagian prefrontal lobe di
otak. Untuk menunjukkan keunggulan
teknology fMRI ini, sebuah penelitian
(S.Spence 2011) telah dilakukan,
dimana pendeteksi kebohongan dengan
menggunakan fMRI bekerja dengan baik
bahkan ketika dicoba kepada suatu
kelompok yang terdiri dari 52 pasien
schizophrenia yang 27 di antaranya
mengalami delusional ketika penelitian
berlangsung.
Demikianlah Allah, melalui pemilihan
kata yang luar biasa di dalam Al-Qur'an
15 abad yang lalu telah
memberitahukan manusia berbagai
metode yang dapat diguanakn manusia
untuk mendeteksi kebohongan
seseorang. Meskipun saat ini belum ada
di antara metode-metode tersebut yang
tingkat akurasinya mencapai 100%,
namun pada akhirnya nanti ilmu
pengetahuanlah yang akan
membuktikan kebenaran Al-Qur'an,
karena ilmu pengetahuan dan Al-Qur'an
sama-sama diturunkan oleh Allah.
[41:53] Kami akan memperlihatkan
kepada mereka tanda-tanda Kami di
segenap ufuk dan pada diri mereka
sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka
bahwa Al Quran itu adalah benar...
Wallahu a'lam
Maha benar Allah dengan segala firman-
Nyak
Kamis, 16 Mei 2013
Pendeteksi Kebohongan Ala AlQuran
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar