Fungsi al-Qur`ân
(Aspek Petunjuk al-Qur`ân bagi Manusia dan
Sikap Manusia dalam Menerima
Petunjuk al-Qur`ân )
Oleh
M.
ANSHARI
A.
Pendahuluan
Untuk dapat melakukan suatu
aktivitas dengan baik, maka seseorang membutuhkan pemahaman yang baik terhadap
petunjuk. Dan untuk memahami dengan baik atau menguasai suatu petunjuk kerja,
maka seseorang harus melakukan kontak yang intensif dengan petunjuk kerja yang
dimilikinya. Terlebih lagi jika aktivitas atau pekerjaan yang akan ia lakukan
adalah sebuah pekerjaan yang sulit dan dalam jangka waktu yang panjang, yang
tidak monoton karena di dalamnya terdapat banyak sub-sub pekerjaan dan sub-sub
metode yang juga harus dijalani. Dalam hal ini tentu saja membutuhkan kontak
yang kontinyu antara si pekerja dengan petunjuk kerjanya, karena setiap saat ia
akan mendapatkan sub pekerjaan dan sub metode kerja yang baru.
Seperti itu jugalah harusnya setiap
manusia dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Mereka harus memiliki petunjuk
yang sesuai, yang akan menunjukkan kepada manusia tentang cara menjalani
kehidupan ini dengan metode yang terbaik. Sehingga di akhir kehidupannya, ia
akan mampu untuk memetik hasil yang terbaik dari perjalanan dan perjuangan
hidupnya.
al-Qur`ân
merupakan sumber utama bagi umat Islam dalam mengatur segala
aspek kehidupannya dan petunjuk bagi sikap dan prilaku dalam menjalani
kehidupan. Karena di dalam al-Qur`ân terdapat norma-norma dan isyarat untuk dapat
dijadikan sebagai (lentera kehidupan) dalam mengarungi bahtera kehidupan.
al-Qur`ân
dan as-Sunnah adalah petunjuk tetap yang tidak dapat di gantikan oleh
apapun juga. al-Qur`ân sebagai kitab suci umat Islam yang bernilai Robbani memiliki kandungan yang sangat
menyeluruh dan berlaku sepanjang masa bagi seluruh umat manusia. Yang akan
memberikan petunjuk bagi seluruh manusia yang beriman kepada Allah swt dan al-Qur`ân , sehingga tidak akan salah
dan tersesat dalam menjalani kehidupan di dunia yang fana ini.
Tanpa al-Qur`ân dan tanpa
mengikuti petunjuk-petunjuk dari al-Qur`ân
maka kehidupan di dunia tidak akan
berjalan dengan penuh kedamaian. Karena al-Qur`ân
adalah sebuah pengumuman kepada
seluruh manusia dari Allah swt mengenai rahasia-rahasia kehidupan di dunia dan
di akhirat. Barangsiapa mengikuti al-Qur`ân
secara menyeluruh dan kontinyu dengan
penuh keikhlasan maka bahagialah kehidupan mereka di dunia dan di akhirat.
Namun barangsiapa yang meninggalkan al-Qur`ân
dari jalan hidupya, maka kesesatan
dan kebinasaanlah yang akan menyambutnya.
Melalui makalah ini akan dibahas secara
sederhana ayat-ayat ayat-ayat tentang petunjuk, kemudian dibahas ayat yang
berhubungan dengan fungsi al-Qur`ân sebagai petunjuk. Serta diakhiri dengan
gambaran bagaimana penerimaan manusia terhadap al-Qur`ân tersebut.
B. Uraian Terminologis tentang istilah “Petunjuk”.
Padanan istilah petunjuk
dalam bahasa Arab adalah al-huda
atau dalam pengertian yang kurang lebih sama juga dipakai istilah hidayah [1].
Walaupun maknanya sepadan dengan hidayah,
kata hidayah ini tak satupun termuat
dalam al-Qur`ân . Kata al-huda secara bahasa juga sepadan
maknanya dengan taufik dan al-bayan (penjelasan).[2]
Kata al-huda, dalam al-Qur`ân terdapat dalam 79 tempat.[3]
Namun akan lebih banyak jika ditelusur dalam bentuk diferensialnya,yaitu
69 turunan antara lain;
“ωôgtƒ
ÏmÎ/
ª!$#
ÇÆtB
yìt7©?$#
¼çmtRºuqôÊÍ‘
. . . .
Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya
ke jalan keselamatan, . . . .[5]
2. Dalam bentuk kata ( ”y‰tF÷d$#) ahtada (7 tempat) misalnya pada surah 39:41
. . . . . ( Ç`yJsù 2”y‰tF÷d$# ¾ÏmÅ¡øÿuZÎ=sù ( .
. . .
. . .
. siapa yang mendapat petunjuk Maka (petunjuk itu) untuk dirinya sendiri, . . .
.[6]
3. Dalam Bentuk kata (“ωöksE ) tahdi (5 tempat) misalnya pada surah 28:56
y7¨RÎ) Ÿw “ωöksE ô`tB |Mö6t7ômr& . . . . .
Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang
yang kamu kasihi, . . .[7]
4. Dalam bentuk kata (br߉tGöksE (tahtadun
(6 tempat) misalnya
pada surah 3:103
. . . . . y7Ï9ºx‹x. ßûÎiüt6ムª!$#
öNä3s9 ¾ÏmÏG»tƒ#uä ÷/ä3ª=yès9
tbr߉tGöksE
ÇÊÉÌÈ
. . .
.demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat
petunjuk.[8]
5. Dalam bentuk kata ( úïωtFôgßJ9#) muhtadin
(8 tempat)misalnya pada surah 28:56
. . . . . 4
uqèdur ãNn=÷ær& šúïωtFôgßJø9$$Î/ ÇÎÏÈ
. . .
. dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.[9]
6. Dalam bentuk kata ($yg1y‰èd) hudaha (1 tempat) yakni pada
surah 32:13
öqs9ur $oYø¤Ï© $oY÷s?Uy ¨@ä. C§øÿtR $yg1y‰èd . . . . .
dan kalau Kami menghendaki niscaya Kami akan berikan kepada tiap-
tiap jiwa petunjuk. . . . .[10]
7. Dalam bentuk kata ($oYoK÷ƒy‰yd) hadaytana. (1 tempat) pada surah 3:8
$oY/u‘ Ÿw
ùøÌ“è? $oYt/qè=è%
y‰÷èt/ øŒÎ)
$oYoK÷ƒy‰yd . . . .
(mereka
berdoa): "Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau jadikan hati Kami condong kepada
kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada Kami, . . . .[11]
Dalam al-Qur`ân , kata
petunjuk tidak hanya merujuk kepada al-Qur`ân . Tetapi juga dinisbatkan kepada
berbagai objek. Antara lain :
1. Kepada Taurat. Misalnya pada surah 2:53
øŒÎ)ur $oY÷s?#uä
Óy›qãB |=»tGÅ3ø9$# tb$s%öàÿø9$#ur öNä3ª=yès9 tbr߉tGöksE
ÇÎÌÈ
dan (ingatlah), ketika Kami berikan kepada
Musa al-kitab dan keterangan yang
membedakan antara yang benar dan yang salah, agar kamu mendapat petunjuk.[12]
al-Kitab disana bukanlah al-Qur`ân
karena diturunkan kepada Musa
berarti makna al-Kitab tersebut
adalah Taurat. Juga pada surah 28:43
ô‰s)s9ur $oY÷s?#uä Óy›qãB |=»tFÅ6ø9$# .`ÏB ω÷èt/ !$tB $uZõ3n=÷dr& šcrãà)ø9$# 4’n<rW{$# tͬ!$|Át/ Ĩ$¨Y=Ï9 “Y‰èdur ZpyJômu‘ur öNßg¯=yè©9 tbrã©.x‹tGtƒ ÇÍÌÈ
dan Sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa al-Kitab sesudah Kami binasakan generasi-generasi yang terdahulu,
untuk menjadi pelita bagi manusia dan petunjuk dan rahmat, agar mereka ingat.
2. Kepada Injil, misalnya surah 5:46
. . . . ( çm»oY÷s?#uäur Ÿ@ŠÅgUM}$# ÏmŠÏù “W‰èd Ö‘qçRur .
. . .
dan Kami telah memberikan kepadanya kitab Injil sedang didalamnya
(ada) petunjuk dan dan cahaya. . . .[13]
3. Kepada berhala, misalnya surah 7:193
bÎ)ur
öNèdqããô‰s?
’n<Î)
3“y‰çlù;$# Ÿw
öNà2qãèÎ6Gtƒ 4 íä!#uqy™
ö/ä3ø‹n=tæ öNèdqßJè?öqtãyŠr&
÷Pr& óOçFRr& šcqçFÏJ»|¹
dan jika kamu
(hai orang-orang musyrik) menyerunya (berhala) untuk memberi petunjuk kepadamu,
tidaklah berhala-berhala itu dapat memperkenankan seruanmu; sama saja (hasilnya)
buat kamu menyeru mereka ataupun kamu terdiam diri.[14]
Memberi petunjuk pada ayat diatas adalah merujuk kepada berhala.
4. Kepada Fir’aun misalnya
pada surah 20:79
¨@|Êr&ur
ãböqtãöÏù ¼çmtBöqs% $tBur 3“y‰yd ÇÐÒÈ
dan Fir'aun telah menyesatkan kaumnya dan
tidak memberi petunjuk.[15]
5. Kepada benda misalnya surah16:16
;M»yJ»n=tæur 4
ÄNôf¨Z9$$Î/ur öNèd tbr߉tGöku‰
ÇÊÏÈ
dan (dia
ciptakan) tanda-tanda (penunjuk jalan). dan dengan bintang-bintang Itulah
mereka mendapat petunjuk.[16]
Petunjuk tersebut merujuk kepada bintang
6. Kepada hidayah Allah
swt. Misalnya surah 6:71
ö@è% (#qããô‰tRr& `ÏB Âcrߊ «!$# $tB Ÿw $oYãèxÿZtƒ Ÿwur $tR•ŽÛØtƒ –ŠtçRur #’n?tã $oYÎ/$s)ôãr& y‰÷èt/ øŒÎ) $uZ1y‰yd ª!$# “É‹©9$%x. çmø?uqôgtFó™$# ßûüÏÜ»u‹¤±9$# ’Îû ÇÚö‘F{$# tb#uŽöym ÿ¼ã&s! Ò=»ysô¹r& ÿ¼çmtRqããô‰tƒ ’n<Î) “y‰ßgø9$# $oYÏKø$# 3 ö@è% žcÎ) “y‰èd «!$# uqèd 3“y‰ßgø9$# (
$tRóÉDé&ur zNÎ=ó¡ä^Ï9 Éb>tÏ9 šúüÏJn=»yèø9$# ÇÐÊÈ
Katakanlah:
"Apakah kita akan menyeru selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat
mendatangkan kemanfaatan kepada kita dan tidak (pula) mendatangkan kemudharatan
kepada kita dan (apakah) kita akan kembali ke belakang sesudah Allah memberi petunjuk kepada kita, seperti orang
yang telah disesatkan oleh syaitan di pesawangan yang menakutkan; dalam Keadaan
bingung, Dia mempunyai kawan-kawan yang memanggilnya kepada jalan yang Lurus
(dengan mengatakan): "Marilah ikuti kami".
Katakanlah:"Sesungguhnya petunjuk
Allah Itulah (yang sebenarnya) petunjuk;
dan kita disuruh agar menyerahkan diri kepada Tuhan semesta alam.[17]
C. al-Qur`ân Sebagai Petunjuk Bagi Manusia
Dari beberapa fungsi dari al-Qur`ân . Fungsinya yang paling utama adalah sebagai petunjuk.[18]
Tentunya tidak dapat disangkal lagi bahwa al-Qur`ân
adalah Huda (penjelasan, petunjuk) dari kesesatan dan kebutaan. Ia adalah
petunjuk secara hakikat dan makna, ia adalah petunjuk dari kekufuran dan kemunafikan,
dari kezhaliman dan tindakan melampaui batas, dari kebingungan dan ketakutan
serta petunjuk dari segala hal yang menyimpang dan dapat menjerumuskan.
Memang al-Qur`ân adalah petunjuk dan realitas mendukung hal
itu. Buktinya, banyak sekali manusia
mencapai jutaan yang mendapatkan petunjuknya dengan penuh sukarela,
tanpa unsur paksaan karena merenungi dan mempelajari al-Qur`ân dengan berbagai keistimewaannya.
Adapun ayat-ayat al-Qur`ân
yang menyatakan bahwa fungsi al-Qur`ân adalah petunjuk penulis temukan sekitar 32
tempat. Ayat-ayat tersebut yaitu ;
Surah
|
Ayat
|
Surah
|
Ayat
|
||||||
2
|
2
|
53
|
185
|
185
|
23
|
49
|
|
|
|
3
|
4
|
138
|
|
|
27
|
2
|
77
|
|
|
5
|
16
|
|
|
|
31
|
3
|
|
|
|
6
|
|
157
|
|
39
|
23
|
41
|
|
|
|
7
|
52
|
203
|
|
|
41
|
44
|
|
|
|
9
|
33
|
|
|
|
45
|
11
|
20
|
|
|
10
|
57
|
|
|
|
46
|
11
|
|
|
|
12
|
111
|
|
|
|
48
|
28
|
|
|
|
16
|
89
|
64
|
102
|
|
72
|
2
|
13
|
|
|
17
|
9
|
|
|
|
93
|
7
|
|
|
|
22
|
16
|
|
|
|
|
|
|
|
- Pada Surah 2:2
y7Ï9ºsŒ Ü=»tGÅ6ø9$# Ÿw |=÷ƒu‘ ¡ Ïm‹Ïù
¡ “W‰èd
z`ŠÉ)FßJù=Ïj9
ÇËÈ
Kitab ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.[19]
Kata kitab
tentu saja merujuk pada al-Qur`ân .
Bukan Taurat ataupun Injil, Artinya yang dapat memberi petunjuk seperti maksud ayat diatas adalah al-Qur`ân .
قَالَ اِبْن جُرَيْج قَالَ اِبْن عَبَّاس
ذَلِكَ الْكِتَاب أَيْ هَذَا الْكِتَاب وَكَذَا قَالَ مُجَاهِد وَعِكْرِمَة
وَسَعِيد بْن جُبَيْر وَالسُّدِّيّ وَمُقَاتِل بْن حَيَّان وَزَيْد بْن أَسْلَمَ وَابْن جُرَيْج أَنَّ ذَلِكَ بِمَعْنَى
هَذَا
Ibnu Juraij
menceritakan bahwa Ibnu Abbas mengatakan “ذَلِكَ الْكِتَابُ” berarti “Kitab ini”. Hal yang sama jug adikatakan oleh Mujahid, Ikrimah, Sa’id bin
Jubair, as-Suddi, Muqatil bin hayyan, Zaid bin Aslam, Ibnu Juraij, bahwa { ذَلِكَ
} itu berarti “{هَذَا}
(ini)”
Bangsa Arab berbeda pendapat mengenai kedua ismul insyarah (kata petunjuk) tersebut. Mereka sering memakai
keduanya secara tumpang tindih. Dalam percakapan hal seperti itu sudah menjadi
suatu yang dimaklumi. Dan hal itu juga telah di ceritakan oleh Imam Bukhari dari Mu’amamar bin Mutsanna,
dari Abu ‘Ubaidah.
{ الْكِتَابُ} yang dimaksud dalam ayat diatas adalah al-Qur`ân
. Dan ar-Raib maknanya adalah { الشَّكّ} adalah ragu-ragu. {لا رَيْبَ فِيه}. berarti tidak memiliki keraguan didalamnya, yaitu
bahwa al Qur’an ini sama sekali tidak
mengandung keraguan didalamnya, bahwa ia diturunkan dari sisi Allah,
sebagaimana difirmankan dalam surah as-Sajdah [20]
ã@ƒÍ”\s? É=»tGÅ6ø9$# Ÿw |=÷ƒu‘ ÏmŠÏù `ÏB Éb>§‘ tûüÏJn=»yèø9$#
Turunnya al-Qur`ân yang tidak ada
keraguan padanya, (adalah) dari Tuhan semesta alam.
Diantara ahli
Qura’ ada yang menghentikan bacaan ketika samapa pada ayat (لا رَيْبَ ) dan
memulainya kembali dengan firman-Nya, yaitu { فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِ}Dan ada
juga yang menghentikan bacaaan pada kata {لا رَيْبَ فِيه}. Bacaan yang terakhir
inilah yang dipandang paling tepat, karena dengan bacaan seperti itu Firman-Nya,
yaitu { هُدًى} menjadi sifat/fungsi bagi al-Qur`ân
itu sendiri. Dan yang demikian itu
lebih baik dan mendalam dari sekedar pengertian yang menyatakan adalanya
petunjuk didalamnya.[21]
Jika ditinjau
dari bahasa lafazh { هُدًى}berkedudukan marfu’ sebagai na’at (sifat) dan bisa
juga Manshub sebagai hal (keterangan
keadaaan). Dan { هُدًى} /petunjuk itu hanya diperuntukan bagi orang-orang yang bertaqwa,
sebagaimana Firman Allah dalam surah Yunus : 57
$pkš‰r'¯»tƒ â¨$¨Z9$# ô‰s% Nä3ø?uä!$y_ ×psàÏãöq¨B `ÏiB öNà6În/§‘ Öä!$xÿÏ©ur $yJÏj9 ’Îû Í‘r߉Á9$# “Y‰èdur ×puH÷qu‘ur tûüÏYÏB÷sßJù=Ïj9 ÇÎÐÈ
Hai manusia, sesungguhnya telah
datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit
(yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang
beriman.
As Suddi menceritakan, dari Abu Malik
dan dari Abu Shalih dari Ibnu Abbas dan dari Murrah al-Hamdani, dari Ibnu Mas’ud
dari beberapa sahabat Rasulullah shalalllahu
‘alaihi wasallam, bahwa makna { هُدًى لِلْمُتَّقِينَ} adalah cahaya bagi
orang-orang yang bertaqwa.[22]
2.
Pada
surah 3:4
`ÏB ã@ö7s% “W‰èd Ĩ$¨Y=Ïj9 tAt“Rr&ur tb$s%öàÿø9$# 3 ¨bÎ) tûïÏ%©!$# (#rãxÿx. ÏM»tƒ$t«Î/ «!$# óOßgs9 Ò>#x‹tã Ó‰ƒÏ‰x© 3 ª!$#ur Ö“ƒÍ•tã rèŒ BQ$s)ÏFR$# ÇÍÈ
sebelum menjadi petunjuk bagi
manusia, dan Dia menurunkan Al Furqaan.
Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah akan memperoleh
siksa yang berat; dan Allah Maha Perkasa lagi mempunyai Balasan (siksa).[23]
Petunjuk tersebut merujuk kepada al-Qur`ân . Hal ini bisa kita
lihat pada ayat sebelumnya yaitu pada ayat 3
tA¨“tR šø‹n=tã |=»tGÅ3ø9$# Èd,ysø9$$Î/ $]%Ïd‰|ÁãB $yJÏj9 tû÷üt/ Ïm÷ƒy‰tƒ tAt“Rr&ur sp1u‘öqG9$# Ÿ@‹ÅgUM}$#ur ÇÌÈ
Dia
menurunkan Al kitab kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah
diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil.[24]
Kata petunjuk pada ayat 4 merujuk
kepada al-Kitab pada ayat 3. Kita bias mengetahui bahwa al-Kitab yang dimaksud
adalah al-Qur`ân , sebab al-Qur`ân merupakan kitab yang membenarkan adanya
kitab-kitab sebelumnya yaitu Taurat, zabur dan-lain-lain.
3. Pada
Surah 5:16
“ωôgtƒ ÏmÎ/ ª!$# ÇÆtB yìt7©?$# ¼çmtRºuqôÊÍ‘ Ÿ@ç7ß™ ÉO»n=¡¡9$# . . .
dengan kitab Itulah Allah
menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan keselamatan. . . ..
Makna
kitab tersebut dapat kita lihat pada
ayat sebelumnya 5:15
Ÿ@÷dr'¯»tƒ É=»tGÅ6ø9$# ô‰s% öNà2uä!$y_ $oYä9qß™u‘ ÚúÎiüt7ムöNä3s9 #ZŽÏWŸ2 $£JÏiB öNçFYà2 šcqàÿøƒéB z`ÏB É=»tGÅ6ø9$# (#qàÿ÷ètƒur Ætã 9ŽÏVŸ2 4
ô‰s% Nà2uä!%y` šÆÏiB «!$# Ö‘qçR Ò=»tGÅ2ur ÑúüÎ7•B ÇÊÎÈ
Hai ahli Kitab, Sesungguhnya telah
datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al kitab yang kamu sembunyi kan, dan
banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari
Allah, dan kitab yang menerangkan.
Cahaya Maksudnya: Nabi Muhammad
s.a.w. dan kitab Maksudnya: al-Qur`ân.[25]
4. Pada
surah 6:157
÷rr& (#qä9qà)s? öqs9 !$¯Rr& tAÌ“Ré&
$uZøŠn=tã Ü=»tFÅ3ø9$# !$¨Zä3s9 3“y‰÷dr& öNåk÷]ÏB 4
.
. . .
atau
agar kamu (tidak) mengatakan: "Sesungguhnya Jikalau kitab ini diturunkan kepada Kami, tentulah Kami lebih mendapat
petunjuk dari mereka. . . .
Lihat ayat rangkaian ayat
sebelumnya. Tepatnya ayat 155,156
#x‹»ydur
ë=»tGÏ. çm»oYø9t“Rr& Ô8u‘$t6ãB çnqãèÎ7¨?$$sù (#qà)¨?$#ur
öNä3ª=yès9 tbqçHxqöè?
ÇÊÎÎÈ
dan (al-Qur`ân itu adalah) kitab yang Kami
turunkan yang diberkati, Maka ikutilah Dia dan bertakwalah agar kamu diberi
rahmat.
br& (#þqä9qà)s? !$yJ¯RÎ) tAÌ“Ré& Ü=»tGÅ3ø9$# 4’n?tã Èû÷ütGxÿͬ!$sÛ `ÏB $uZÎ=ö7s% bÎ)ur $¨Zä. `tã öNÍkÉJy™#u‘ÏŠ šúüÎ=Ïÿ»tós9 ÇÊÎÏÈ
(kami turunkan al-Qur`ân itu) agar kamu (tidak) mengatakan: "Bahwa kitab
itu hanya diturunkan kepada dua golongan saja[26]
sebelum Kami, dan Sesungguhnya Kami tidak memperhatikan apa yang mereka baca.[27]
5. Pada
surah 7:203
. . . . 4
#x‹»yd ãͬ!$|Át/
`ÏB öNà6În/§‘ “Y‰èdur ×puH÷qu‘ur 5Qöqs)Ïj9 tbqãZÏB÷sムÇËÉÌÈ
al-Qur`ân ini adalah bukti-bukti yang nyata dari Tuhanmu,
petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman."[28]
6. Pada
surah 17:9
¨bÎ) #x‹»yd tb#uäöà)ø9$# “ωöku‰ ÓÉL¯=Ï9 š†Ïf ãPuqø%r&
Sesungguhnya
al-Qur`ân ini memberikan petunjuk kepada
(jalan) yang lebih Lurus . . .
7. Pada
surah :72:2
ü“ωöku‰
’n<Î)
ωô©”9$# $¨ZtB$t«sù
¾ÏmÎ/
( `s9ur
x8ÎŽô³S
!$uZÎn/tÎ/
#Y‰tnr& ÇËÈ
(yang) memberi petunjuk kapada jalan yang
benar, lalu Kami beriman kepadanya. dan Kami sekali-kali tidak akan
mempersekutukan seseorangpun dengan Tuhan Kami.[29]
Selain fungsinya sebagai petunjuk
terhadap manusia, al-Qur`ân juga sebagai petunjuk untuk jin. Ayat 72:3
diatas jika ditelusuri pada ayat sebelumnya bercerita tentang jemaah jin yang
mendengarkan al-Qur`ân dibabaca, sehingga ayat tersebut dapat
disimpulkan menjelaskan tentang petunjuk al-Qur`ân
terhadap jin.
D. Sikap
Manusia Dalam Menerima Petunjuk al-Qur`ân
Adapun sikap manusia dalam menerima al-Qur`ân dibagi menjadi tiga golongan. Yaitu golongan mukmin, kafir, dan golongan
munafik. Hal ini digambarkan dalam surah al-Baqarah (2 : 2-5) tentang kaum mukminin, surah (2:6-7) membicarakan
tentang kaum kafirin dan surah
(2:8-20) membicarakan tentang cirri kaum munafik.[30]
1. Kaum Mukminin
ûïÏ%©!$#
tbqãZÏB÷sãƒ
Í=ø‹tóø9$$Î/ tbqãK‹É)ãƒur no4qn=¢Á9$#
$®ÿÊEur öNßg»uZø%y—u‘ tbqà)ÏÿZムÇÌÈ
(yaitu) mereka yang beriman kepada yang
ghaib yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka.
tûïÏ%©!$#ur
tbqãZÏB÷sãƒ
!$oÿÏ3 tAÌ“Ré&
y7ø‹s9Î)
!$tBur tAÌ“Ré&
`ÏB y7Î=ö7s% ÍotÅzFy$$Î/ur ö/ãf
tbqãZÏ%qムÇÍÈ
dan
mereka yang beriman kepada kitab (al-Qur`ân )
yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-Kitab yang telah diturunkan sebelummu,
serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat
y7Í´¯»s9'ré& 4’n?tã “W‰èd
`ÏiB öNÎgÎn/§‘ (
y7Í´¯»s9'ré&ur
ãNèd šcqßsÎ=øÿßJø9$# ÇÎÈ
mereka Itulah yang tetap mendapat
petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung.
Mengenai siapakah mereka ini,
terdapat tiga pendapat yang di ungkapkan oleh Ibnu Jarir, diantaranya:
Pertama : Orang-orang yang disifati Allah dalam ayat ketiga surat
al-baqarah itu adalah mereka yang Dia sifati dalam ayat setelahnya, yaitu
orang-orang yang beriman dari kalangan Ahlul Kitab dan yang selainnya. Pendapat
ini dikemukakan oleh Mujahid, Abul’ Aliyah, ar-Rabi bin Anas, dan Qatadah.
Kedua : Mereka itu adalah satu, yaitu orang-orang yang beriman dari
kalangan Ahlul Kitab. Dengan demikian berdasarkan kedua hal tersebut diatas,
maka “wau” dalam ayat rini berkedudukan sebagai wawu ‘athof (penyambung) satu sifat dengan sifat lainnya.
Ketiga : mereka yang disifati pertama kali (ayat ketiga) adalah
orang-orang yang beriman dari bangsa Arab dan yang disifati ayat berikutnya
adalah orang-orang yang beriman dari kalangan Ahlul Kitab.
Berkenaan
dengan hal diatas, Ibnu Katsir berkata : yang benar adalah pendapat Mujahid, ia
berkata : Empat ayat pertama dar surah al-Baqarah
mensifati orang-orang beriman, dan dua ayat berikutnya mensifati orang-orang
kafir, tiga belas ayat mensifati orang-orang munafik.
Ke-empat ayat
tersebut bersifat umum bagi setiap mukmin yang menyandang sifat-sifat tersebut,
baik dari kalangan Bangsa Arab maupun bukan Arab serta Ahlul Kitab, baik umat manusia maupun jin. Salah satu sifat ini tidak
akan bisa sempurna tanpa adanya sifat-sifat lainnya, bahkan masing-masing sifat
saling menuntut adanya sifat yang lainnya. Dengan demikian, beriman kepada yang
ghaib, shalat dan zakat tidak dianggap benar kecuali dengan adanya iman kepada
apa yang dibawa oleh Rasulullah sholallahu
‘alaihi wasalam, juga apa yang dibawa para Rasul sebelumnya serta keyakinan
akan adanya kehidupan akhirat. Dan merekalah sebenarnya yang betul-betul dapat
menerima apa yang ditunjuki oleh al-Qur`ân
[31]
Namun
pernyataan bahwa al-Qur`ân hanya diperuntukan bagi kaum mukminin
sesuai ayat 2 dari surah al-Baqarah :
y7Ï9ºsŒ Ü=»tGÅ6ø9$# Ÿw |=÷ƒu‘ ¡
Ïm‹Ïù ¡
“W‰èd z`ŠÉ)FßJù=Ïj9 ÇËÈ
Kitab
(al-Qur`ân) ini tidak ada keraguan
padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.
Menurut sebagian orang berlawanan
dengan bunyi surah 39:1
!$¯RÎ) $uZø9t“Rr& y7ø‹n=tã |=»tGÅ3ø9$# Ĩ$¨Y=Ï9 Èd,ysø9$$Î/ (
Ç
. . . .
Sesungguhnya
Kami menurunkan kepadamu Al kitab (al-Qur`ân)
untuk manusia
dengan membawa kebenaran . . .
Juga surah 2 : 185
ãöky tb$ŸÒtBu‘ ü“Ï%©!$# tAÌ“Ré& ÏmŠÏù ãb#uäöà)ø9$# ”W‰èd Ĩ$¨Y=Ïj9 ;M»oYÉit/ur z`ÏiB 3“y‰ßgø9$# Èb$s%öàÿø9$#ur . . . .
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan
yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur`ân
sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan
mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).
Ayat tersebut
menyatakan bahwa al-Qur`ân itu diperuntukan bagi semua
manusia sedangkan ayat 2 dari surah al-Baqarah menyatakan bahwa al-Qur`ân diperuntukan bagi orang yang bertaqwa
(beriman). Mereka menganggap sebagai kontradiksi dari al-Qur`ân.
Jika kita pahami lebih dalam, justeru bunyi
surah 2:45 dan surah 39:1 menyatakan
universalitas dari fungsi al-Qur`ân. Bahwa
al-Qur`ân itu diperuntukan bagi siapa saja
baik mukmin maupun kafir asalkan mereka mau menerimanya. Seperti bunyi surah
45:20 berikut:
#x‹»yd çŽÈµ¯»|Át/ Ĩ$¨Y=Ï9 “Y‰èdur ×pyJômu‘ur 5Qöqs)Ïj9 šcqãYÏ%qムÇËÉÈ
al-Qur`ân ini adalah pedoman bagi
manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini.
al-Qur`ân diperuntukan
bagi seluruh manusia tanpa kecuali, sebab al-Qur`ân berisi
berbagai macam ilmu pengetahuan.
No
|
Klasifikasi
Surat
|
Jumlah Surat
|
Presentasi
|
1
|
Fenomena alam dan meteri
|
32
|
26,66 %
|
2
|
Aqidah dan Aliran Pemikiran
|
29
|
24,14 %
|
3
|
Sosial Dan Politik
|
27
|
22,5 %
|
4
|
Sejarah dan Filsafat Sejarah
|
17
|
14,14 %
|
5
|
Perilaku dan Akhlak
|
4
|
3,3 %
|
6
|
Masalah Harta
|
4
|
3,3 %
|
7
|
Ibadah dan Syiar Agama
|
2
|
1,7 %
|
Data dari Ali Syariati diatas menunjukan
bahwa sebagaian besar isi ayat al-Qur`ân
berhubungan dengan ilmu
pengatuan, teknologi dan sosial yang tentu saja diperlukan semua manusia baik
muslim maupun non muslim. Siapapun yang mau mengambil apa yang disampaikan al-Qur`ân dipersilakan. Namun seperti dalam surah 45:20
tersebut diatas juga bias kita pahami bahwa yang akan berhasil hanyalah orang
yang betul-betul yakin bahwa apa yang disampaikan al-Qur`ân adalah benar.
2. Kaum Kafir.
Pada surah
al-Baqarah (2:6-7)
¨bÎ) šúïÏ%©!$# (#rãxÿx. íä!#uqy™
óOÎgøŠn=tæ öNßgs?ö‘x‹Rr&uä ÷Pr&
öNs9 öNèdö‘É‹Zè?
Ÿw
tbqãZÏB÷sãƒ
ÇÏÈ
Sesungguhnya orang-orang kafir,
sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan,
mereka tidak juga akan beriman.
Disini dijumpai pertentangan secara
diametral antara gambaran orang muttaqin
yang dapat menerima petunjuk al-Qur`ân dengan gambaran orang kafirin. al-Qur`ân yang merupakan petunjuk, bagi mereka tidaklah
demikian. Diberi peringatan ataupun tidak sama saja. Karena hati mereka telah
dikunci mati.[33]
Kalimat š
(#rãxÿx.úïÏ%©!$#bÎ) , sesungguhnya orang-orang kafir-yakni orang-orang yang menutup
perkara yang hak dan menjegalnya-yakni telah dipastikan hal tersebut oleh Allah
akan dialami mereka. Yakni sama saja kamu beri peringatan atau tidak kamu beri
peringatan , mereka tetap tidak mau beriman kepada al-Qur`ân yang engkau
datangkan kepada mereka.[34]
Dalam riwayat
al-Faryabi dan Ibnu Jarir yang bersumber dari Mujahid, ayat ini diturunkan
berkenaan dengan keadaan orang Yahudi
madinah yang menjelaskan bahwa mereka itu diperingatkan atau tidak ,
mereka tetap tidak beriman.[35]
3. Golongan Munafik
Pada surah
al-Baqarah ( 2:8-9) disebutkan.
z`ÏBur Ĩ$¨Y9$# `tB ãAqà)tƒ $¨YtB#uä «!$$Î/ ÏQöqu‹ø9$$Î/ur ÌÅzFy$# $tBur Nèd tûüÏYÏB÷sßJÎ/ ÇÑÈ šcqããω»sƒä† ©!$# tûïÏ%©!$#ur (#qãZtB#uä $tBur šcqããy‰øƒs† HwÎ) öNßg|¡àÿRr& $tBur tbráãèô±o„ ÇÒÈ
di antara manusia ada yang
mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian," pada hal
mereka itu Sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.
mereka hendak menipu Allah dan
orang-orang yang beriman, Padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang
mereka tidak sadar.
Ayat tersebut memberikan gambaran
tentang orang-orang yang secara lahir beriman kepada Allah dikarenakan ada sesuatu yangmenguntungkan.
Namun dihati mereka sebenarnya tidak beriman. Mereka tidak berani menyatakan
pengingkaran secara terus terang. Hal
inilah yang bias mengacaukan perasaan,
mengaburkan pandangan, kadang sembunyi, kadang jelas. Itulah gambaran
orang munafik. Mereka seolah-olah orang yang pintar dan mendapat petunjuk,
padahal sebaliknya. Mereka sama-sekali tidak percaya terhadap petunjuk al-Qur`ân.[36]
E. Simpulan
1. al-Qur`ân merupakan kitab suci yang
menyajikan berbagai petunjuk hidup yang universal, tidak hanya kepada manusia,
tetapi juga kepada gologan Jin.
2. Namun
tidak semua manusia yang bias menerima petunjuk dari al-Qur`ân. Hanya orang yang masuk dalam
kategori beriman yang bias mengambil petunjuk darinya.
3. Kaum
kafir dan mnafik termasuk kaum yang tak dapat mengambil petunjuk dari al-Qur`ân
DAFTAR PUSTAKA
A.A.Dahlan
dkk, Asbâbun Nuzul edisi ke 2, (Bandung; CV
Diponegoro,2000)
Ahmad Warson Munawwir, Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia, (Yogyakarta: P. P. al-Munawwir,
1984)
Departemen
Agama RI, al-Qur’ân dan terjemahannya, (Lubuk
Agung:Bandung1989)
Departemen Agama RI, Terjemahan al-Qur`ân al-Jumânatul Ali, (Bandung:CV J-Art:2004)
al-Hikmah, Tafsir surah al-Baqarah,
http://alhikmah.web.id diposting 4 agustus 2009
Ibnu Katsir, Tafsir
Ibnu Katsîr Terjemahan Bahasa Indonesia,
(Bandung: Sinar
Baru Algesindo, 2005)
India one ch, kombinasi
alamiah ilmiah dan amaliah, http:// ilmu-ikhlas.blogspot.com
Mahmod Ayub, Tafsir surah al-Baqarah,
http://al-sia.org/html/id/quran/tafsir/index/
Muhammad Fu`âd ‘Abd al-Bâqi, al-Mu’jam
Mufahras li Alfâzh al-Qur`ân al-Karîm, Beirut,
Dârul Fikr, 1997
Sayyid Quthb,
Tafsir fi zhilâlil Qur’ân (terjemahan) Jilid 1, (Jakarta; gema Insani 2000,
Syaikh Shâlih bin Ibrahim al-Bulaihiy, al-Hudâ Wa al-Bayân Fî Asmâ` al-Qur`ân,_,
_, http://www.alsofwah.or.id/index
[1] Ahmad Warson Munawwir, Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia,
(Yogyakarta: P. P. al-Munawwir, 1984), h. 931;
[2] Muhammad Fu`âd ‘Abd
al-Bâqi, al-Mu’jam Mufahras li Alfâzh al-Qur`ân al-Karîm, (Beirut, Dârul Fikr, 1997, h.903
[3] Syaikh Shâlih bin Ibrahim al-Bulaihiy, al-Hudâ Wa al-Bayân Fî Asmâ` al-Qur`ân,_, _, h. 147.
http://www.alsofwah.or.id/index
[4] Muhammad Fuâd ‘Abdul Bâqi, op.cit.
h.901
[5] Departemen Agama RI, al-Qur`ân
dan terjemahannya, (Lubuk
Agung:Bandung1989)h. 161. Lihat juga Q.S 18: 17, 18:2, 26: 28, 26:56, 28:56,
45:23, 2:213, 2:258, 2:264, 2:272
[6] Ibid hal. 751.
[7] Ibid hal. 619. Lihat
jugaQ.S 4:88
[8] Ibid h. 93
[9] Ibid h. 619
[11] Ibid h. 76
[12] Ibid h. 17. Lihat juga
Q.S.6:91, 40:53, 40:54, 23:49
[13] Ibid h. 167
[14] Ibid h.254
[15] Ibid h. 485
[16] Ibid h. 404
[17] Ibid h. 198. Lihat juga Q.S 2:157, 2:152, 16:37, 39:57,40 : 33, 41
:44, 92:12 . .
[18] Mahmod Ayub, Tafsir surah al-Baqarah,
http://al-sia.org/html/id/quran/tafsir/index/
[19] Departemen Agama RI, op.cit h.8.
Lihat juga pada surah yang sama ayat 53, 185 (pada ayat 185 ada 2 buah kata
yang merujuk pada fungsi al-Qur`ân sebagai petunjuk)
[20] Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu
Kasir terjemahan bahasa Indonesia, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2005), h.193
[21] Ibid, h.195
[22] Ibid, h.195-196
[23] Departemen Agama op.cit
h.75. Lihat juga surah yang sama pada ayat 138
[24] Ibid, h.75
[25] Departemen Agama RI, Terjemahan
al-Qur`ân al-Jumanatul Ali,
(Bandung:CV J-Art:2004)h.111. Pada catatan kaki no. 421.
[26] Ibid, h.150 Lihat
(catatan kaki no 535).Yakni Yahudi dan Nasrani
[27] Ibid, h.150 Lihat
(catatan kaki no.536). Diturunkan al-Qur`ân dalam bahasa Arab agar orang
musyrikin Mekah tidak dapat mengatakan bahwa mereka tidak mempunyai kitab
karena kitab yang diturunkan kepada golongan Yahudi dan Nasrani diturunkan
dalam bahasa yang tidak diketahui mereka
[28] Ibid, h.177. Lihat ayat
sesudahnya(7:204). Pada surah yang sama juga terdapat kata huda yakni 7:52)
[29] Ibid , h.573, lihat juga
surah yang sama ayat 13
[30] A.A.Dahlan dkk, Asbabun Nuzul
edisi ke 2, (Bandung; CV Diponegoro,2000), h.13
[31] al-Hikmah, Tafsir surah
al-Baqarah, http://alhikmah.web.id diposting 4 agustus 2009
[33] Sayyid Quthb, Tafsir fi
zhilalil qiur’an (terjemahan) Jilid 1, (Jakarta; gema Insani 2000, h.50
[34] Ibnu Katsir, op.cit, h.225
[35] A.A.Dahlan, op.cit, h.13
[36] Sayyid Quthb, op.cit,
h.50-51
Tidak ada komentar:
Posting Komentar