HADITS QUDSY DAN
PERMASALAHANNYA
OLEH : M. ANSHARI
A. Pengertian
Hadits Qudsy
Rasulullah SAW kadang menyampaikan
kepada para sahabat nasehat–nasehat dalam bentuk wahyu, Akan tetapi wahyu tersebut bukanlah bagian dari ayat Al
Qur’an. Itulah yang bisa disebut Hadits qudsi atau
sering disebut dengan Hadits Ilahy atau Hadits Rabbany[1]
Secara terminologi hadis
qudsi adalah :
هومانقل
اليناعن النبي صل الله عليه وسلم مع اسناده اياه الى ربه عزوجل
Yaitu
hadis yang diriwayatkan kepada kita dari Nabi SAW yang disandarkan oleh beliau
kepada Allah SWT.[2]
Atau :
كل حديث يضيف فيه الرسول صل الله عليه
وسلم قولا الى الله عزوجل.
Setiap hadis yang
disandarkan Rasulullah SAW perkataannya kepada Allah Azza wa Jalla[3]
Secara
bahasa ( etimologi ) ,kata Al Qudsi adlah nisbah , atau sesuatu dihubungkan
,kepada Al Quds,yang artinya “ suci “. Dengan demikian .hadits Al Qudsi berarti hadits yang dihubungkan
kepada zat yang Quds, Maha suci ,yaitu Allah SWT[4]. Senada dengan itu
terdapat dalam buku Pokok Ilmu Dirayah
Hadits oleh Prof.DR.T.M. Hasbi Ashidqy bahwa hadits dinisbahkan kepada quds
bermakna thaharah ( kebersihan dan kesucian)[5]
Definisi
tersebut menjelaskan bahwa hadist Qudsi itu adalah perkataan yang bersumber dari Rasulullah SAW,
namun disandarkan beliau kepada Allah SWT. Akan tetapi, meskipun itu perkataan
atau firman Allah, hadis Qudsi bukanlah al-Quran.
B.
Bilangan Hadits Qudsy
Di antara ulama ada yang menyatakan
,bahwa jumlah hadits qudsi ada sekitar 100 buah, 200 buah dan bahkan lebih. Menurut Al Allamah
Syihabuddin Ibnu Hajar Al Haitami
dalam “ kitab Syarah Arba’in Al Nawawiyah
“[6], jumlah hadits qudsi termasuk banyak sekali yaitu
berjumlah lebih dari 100 hadits dan sebagian Ulama , mengoleksinya kedalam
sebuah karya berformat besar[7].
C.
Perbedaan Hadits Qudsy dengan al-Qur’an
Hadits qudsi bukan Al Qur’an , tentu keduanya berbeda sekali. Tetapi
hadits qudsi bukan hadits biasa , melainkan
hadits yang isinya Firman Allah Swt . Maka kalau pertanyaanya, mengapa harus ada hadits qudsi padahal sudah ada
Al-Qur’an, maka sesungguhnya pertanyaan itu sama dengan pertanyaan : Mengapa
harus ada hadits padahal sudah ada Al Qur’an
jawaban tentu juga jelas ,yaitu kerana Al Qur’an saja tidak cukup untuk
menjelaskan semua kemauan Allah AWT kepada Manusia. Sebab Al Qur’an sangat terbatas jumlah nya , padahal akan
dihafal oleh banyak Orang dan membacanya
merupakan ibadah , Kalau semua hal –hal kecil harus masuk kedalam Al Qur’an, .maka
Al-Qur’an tebalnya bisa mengalahkan ensiklopedi.
Lalu siapa yang akan baca Al Qur’an . Kapan khatamanya .maka dibutuhkan
firman Allah SWT yang bukan dalam format Al Qur’an , tetapi tetap beda dengan umumnya hadits . Sebab materinya adalah firman Al lah SWT . Ada bebarapa perbedaan antara Al Qur’an dengan hadits qudsi
yang terpanting diantara nya ialah :[8]
1) Al-Quran
lafaz dan maknanya berasal dari Allah SWT. Sedangkan hadis Qudsi maknanya
berasal dari Allah SWT, sementara lafaznya dari Rasulullah SAW
2) Al-Quran hukum membacanya adalah ibadah, sedangkan hadis Qudsi
membacanya tidak dihukumi ibadah
3) Periwayatan dan keberadaan al-Quran disyaratkan harus mutawatir,
sementra hadis Qudsi periwayatannya tidak disyaratkan mutawatir
4) Al-Quran adalah mukjizat dan terpelihara dari terjadinya perubahan
dan pertukaran serta tidak boleh diriwayatkan secara makna. Sedangkan hadis
Qudsi bukanlah mukjizat, dan lafaz
serta susunan kalimatnya bisa saja berubah, karena dimungkinkan untuk
diriwayatkan secara makna
5) Al-Quran dibaca di
dalam shalat sedangkan hadis qudsi tidak
D. Perbedaan
antara Hadis Qudsi dengan Hadis Nabawi
Bahwa Hadits Qudsy, nisbahnyakepada Allah SWT, dan
Rasul berfungsi sebagai yang
meriwayatkan dari Allah SWT. Sedangkan Hadits Nabi, nisbahnya kepada Nabi SAW
dan sekaligus periwayatnnya adalah dari beliau sendiri[9]. Meskipun
semuanya bersumber dari wahyu Allah, beliau tidak menyabdakan selain yang
benar. Allah SWT berfirman:
$tBur ß,ÏÜZtƒ Ç`tã #“uqolù;$# ÇÌÈ
Berdasarkan pengertian dan criteria yang dimiliki hadis Qudsi, terdapat
perbedaan antara hadis Qudsi dan hadis Nabawi, yaitu :[11]
Bahwa
Hadis Qudsi, nisbah atau pebangsaannya adalah kepada Allah SWT, dan Rasulullah
berfungsi sebagai yang menceritakan atau meriwayatkannya dari Allah SWT. Oleh
karena itu, dihubungkanlah hadis tersebut dengan al-Quds (maka dinamai Hadis
Qudsi), atau dengan al-Ila (maka dinamai Hadis Ilahi)
Sedangkan
Hadis Nabawi, nisbah atau pebangsaannya adalah kepada Nabi SAW dan sekaligus
peiwayatannya adalah dari beliau.
عن أبي
ذ ررضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم فيما روي عن الله تبا رك وتعا لى انه
قال :
ياعبادي اني حرمت الظلم على نفسي و جعلته بينكم محرما فلا تظالموا.
Dari Abi Dzar r.a, dari
Nabi SAW menurut apa yang diriwaytkan beliau dari Allah SWT, bahwasanya Dia
berfirman ," wahai hamba-Ku, sesungguhnya Aku mengharapkan berbuat aniyaya
atas diri-Ku dan Aku jadikan kezaliman itu diantar kamu sebagai perbuatan yang
haram, maka oleh karena itu jangan lah kamu saling berbuat aniaya.
E. Lafadz-lafadz
hadis Qudsi
Didalam meriwayatkan hadis Qudsi, ada dua lafaz yang digunakan, yaitu
:[12]
قال رسول الله صلي الله عليه وسلم فيما
يرويه عن ربه عز وجل.
Bersabda Rasulullah
SAW menurut apa yang diriwayatkan beliau dari Allah SWT
قال الله تعالي , فيما رواه عنه رسول
الله صلي الله عليه وسلم .
Berfirman
Allah SWT menurut yang diriwayatkan dari padaNya oleh Rasulullah SAW
F.
Kitab yang
memuat hadits Qudsy
Diantara kitab yang paling masyhur mengenai Hadîts
Qudsiy adalah kitab
الاتحافات السنية بالأحاديث القدسية (al-Ithâfât as-Saniyyah Bi al-Ahâdîts al-Qudsiyyah) karya 'Abdur Ra`uf al-Munawiy.
الاتحافات السنية بالأحاديث القدسية (al-Ithâfât as-Saniyyah Bi al-Ahâdîts al-Qudsiyyah) karya 'Abdur Ra`uf al-Munawiy.
Di dalam buku ini terkoleksi 272 buah hadits.
Adapun yang telah diterjemahkan dalam Bahasa
Indonesia adalah :
1. Terjamahan “ Al haditsul Qudsiyah “ oleh H.Salim
Bahreisy,yakni terjamahan dari kitab
yang disusun oleh Al Munawy diatas.
2. “Hadits Qudsiy” ,susunan K.H.M. Ali Usman ,
dan kawan – kawan[13]. dan terakhir dalam buku kelangkapan
Hadits Qudsi oleh lembaga Al Qur’an dan al Hadits Mejalis Tinggi Urusan Agama
Islam kementerian wakaf Mesir terkutib kitab ini memuat sekitar 400 buah hadits
, termasuk yang berulang tetapi berbeda riwayatnya atau berbeda shahabi yang meriwayatkannya dari Nabi
Saw[14].
G.
Beberapa Contoh Hadits Qudsy
Berikut beberapa contoh Hadits Qudsy : [15]
Hadits yang diriwayatkan Imam Muslim
di dalam kitab Shahîh-nya dari Abu Dzarr radliyallâhu 'anhu dari Nabi
Shallallâhu 'alaihi Wa Sallam pada apa yang diriwayatkan beliau dari Allah
Ta'ala bahwasanya Dia berfirman,
يَا عِبَادِي إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِي وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلاَ تَظَالَمُوْ
"Wahai para hamba-Ku, sesungguhnya Aku telah mengharamkan perbuatan
zhalim atas diri-Ku dan menjadikannya diantara kamu diharamkan, maka janganlah
kamu saling menzhalimi (satu sama lain)." (HR.Muslim)
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : “Rasulullah saw. bersabda : “Allah Yang
Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : “Aku adalah penyekutu yang paling tidak
membutuhkan sekutu, barang siapa yang beramal suatu amal di dalamnya ia
mensekutukan kepada selain Ku, maka Aku meninggalkannya dan sekutunya”. (Hadits
ditakhrij oleh Muslim).
Dari Ibnu Abbas ra. dari Nabi saw bersabda dalam
apa yang diriwayatkan dari Tuhan Yang Maha Mulia dan Maha Besar : “Sesungguhnya
Allah mencatat kebaikan-kebaikan dan keburukan-keburukan”. Kemudian Beliau
menjelaskan hal itu : “Barang siapa yang bermaksud kebaikan namun tidak
mengamalkannya maka Allah mencatat di sisiNya sebagai kebaikan yang sempurna
untuknya. Jika ia bermaksud baik lalu mengamalkannya maka Allah mencatat di
sisiNya sepuluh kebaikan sampai tujuh ratus lipat sampai banyak. Barang siapa
yang bermaksud buruk namun tidak mengamalkannya maka Allah mencatat di sisi-Nya
suatu kebaikan yang sempurna. Jika ia bermaksud buruk lalu mengamalkannya maka
Allah mencatatnya sebagai satu keburukan”. (Hadits
ditakhrij oleh Bukhari).
H. Simpulan
1.
Hadis Qudsi itu adalah perkataan yang bersumber
dari Rasulullah SAW, namun disandarkan beliau kepada Allah SWT. Akan tetapi,
meskipun itu perkataan atau firman Allah
2.
Hadis Qudsi bukanlah al-Quran. Tapi hadits qudsy juga buan hadits biasa,
melainkan hadits yang isinya merupakan firman Allah SWT.
3.
Hadits Nabawi Nisbatnya kepada Nabi dan sekaligus periwayatnnya adalah
berasal dari beliau sendiri.
Semoga Allah SWT mengaruniakan hidayah kepada kita bersama
untuk dapat terus menuntut ilmu dan mengamalkannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://wildanov11/blogspot.com/klasifikasi-hadits-berdasarkan-nibat. diakses
senin 26 Oktober 2009 pukul 20.30.wita
http:// e-kuliah.com /ulumul hadits/diakses senin 26 Oktober 2009pukul
22.03wita
http://m-tri.com/himpunan
hadits qudsy diakses ahad, 6 Niember 2009
Imam al-Ghazali, Peringatan-peringatan Nabi dalam Hadits
Qudsy ( Yogyakarta, Mitra Usaha, 2007
Lembaga
Al-Qur’an dan al-Hadits Majelis Tinggi Urusan Agama Islam Kementrian Wafaq
Mesir, ( Kelengkapan Hadits Qudsy (
Al-Haditsul Qudsiyyah), Penerjemah Drs Muhammad Zuhri, ) Semarang:CV Toha
Putera, 1982
Nawer
Yuslem, MA, Ulumul Hadits Jakarta: PT
Mutiara Sumber Widya, 1998
M.
Syuhudi Ismail, Pengantar Ilmu Hadits) Bandung:Angkasa,1991
M.
Ajjaj, al-Khatib, Pokok-pokok Ilmu Hadits, penerjamah, H. M. Qodirun Nur Ahmad Mahmud
Thahhan, Tafsiru Musthalahil Hadist, Surabaya : CV Al- Ihsan,-
Musyafiq,
(Jakarta:Gaya Media Pratama), 1998
Suparta
Munzier, Ilmu Hadits (Jakarta:PT Raja
Grafindo Persada, 2002
T.M
Hasbi Ash-Shiddieqy, Pokok-pokok ilu
Hadits Jilid 1 Jakarta:Bulan
bintang 1976
[5] Ash-Shiddieqy, T.M Hasbi, Pokok-pokok ilu Hadits Jilid 1 ( Jakarta:Bulan bintang ) Cet Ke.4,
h. 346
[7] M. Ajjaj, al-Khatib, Pokok-pokok Ilmu Hadits, penerjamah, H. M. Qodirun Nur Ahmad Musyafiq,
(Jakarta:Gaya Media Pratama), 1998, h. 9
[8] http://wildanov11/blogspot.com/klasifikasi-hadits-berdasarkan-nibat. diakses
senin 26 Oktober 2009 pukul 20.30.wita
[14] Lembaga Al-Qur’an dan al-Hadits
Majelis Tinggi Urusan Agama Islam Kementrian Wafaq Mesir, ( Kelengkapan Hadits Qudsy ( Al-Haditsul Qudsiyyah), Penerjemah Drs
Muhammad Zuhri, ) Semarang:CV Toha Putera, 1982) h.2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar