Dalam buku biografi Jenderal Besar
AH Nasution, suatu ketika beliau
ditanya siapa jenderal idolanya.
Ternyata bukan Napoleon
Bonaparte atau Douglas MacArthur.
Pak Nas menjawab singkat: Nabi
Muhammad SAW.
Pak Nas sebenarnya juga jenderal
hebat. Salah satu buku karyanya
yang dibuat selagi gerilya di hutan-
hutan melawan Belanda berjudul
“Guerilla Warfare“. Buku fenomenal
ini menginspirasi tentara Vietkong
dan diimplementasik an untuk
mengusir tentara Amerika di
Vietnam Selatan.
Saya iseng-iseng membaca
biografi Nabi Muhammad SAW.
Ternyata banyak teori dan praktek
peperangan yang sampai kini
masih menjadi acuan bagi prajurit
tempur di mana pun mereka
berdiam. Antara lain:
1. Serangan Kilat
Nabi SAW melakukan serangan
ofensif hanya satu kali, yakni ketika
menggempur markas Yahudi di
Khaibar. Serangan itu dimulai
ketika subuh baru saja usai. Kaum
Yahudi Khaibar sama sekali tidak
pernah menyangka akan ada
serangan dari Madinah secara tiba-
tiba. Ketika gerbang utama Khaibar
terbuka dan orang-orang mulai
melakukan aktivitasnya, mereka
terperangah melihat pasukan
muslim sudah berada di depan
mereka. Mereka berteriak
ketakutan, “Tolong, Pasukan
Muhammad Datang!” Perang
Khaibar berakhir dengan
kemenangan gemilang bagi
pasukan Islam.
Benteng terkuat
kaum Yahudi di jazirah Arabia itu
pun takluk.
Strategi Serangan Kilat ini diadopsi
oleh Napoleon Bonaparte dalam
seluruh penaklukannya. Adolf Hitler
juga melakukan strategi ini dalam
mencaplok negara-negara
tetangganya di Perang Dunia II.
Muhammad SAW sebagai ahli
strategi dan pemimpin tanpa
cacat!Setelah perang Badar, satu
strategi Rasulullah saw yang
sangat urgen adalah
menempatkan para inteligennya di
Mekah untuk memberikan
informasi-infor masi yang terkait
tentang pasukan Quraisy.
Nabi juga membentuk Majelis
Permusyawaratan Militer. Nabi
Muhammad SAW selalu maju di
garis depan, memperkuat
semangat para pejuang. Lain
halnya seperti pemimpin perang
yang selalu di belakang.
Hampir semua peperangan yang
dilakukan oleh Rasulullah sebagian
besar adalah dalam bentuk
penyerangan, kecuali perang
Khandaq, karena kaidah dalam
peperangan menyatakan bahwa
strategi penyerangan lebih
mempunyai potensi besar untuk
memenangkan pertarungan.
Rasulullah saw juga membentuk
satuan pasukan khusus untuk
melakukan ekspedisi militer. untuk
pemetaan medan, penguasaan
lapangan, pengintaian, dan
berbagai aktivitas inteligen militer
lainnya. Beliau selalu melakukan
inspeksi pasukannya.
Sumber : FP Infolers